Dari Thuram sampai Conceicao - Kisah Menarik Ayah dan Anak di Piala Eropa

rizkaart

June 22, 2024 · 3 min read

Dari Thuram sampai Conceicao - Kisah Menarik Ayah dan Anak di Piala Eropa
Football | June 22, 2024
Pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya memang berlaku untuk keenam pasang ayah dan anak tersebut.

Pemuda berusia 21 tahun bernama Francisco Conceicao menjadi sorotan, setelah tampil sebagai pahlawan kemenangan Portugal atas Republik Ceko, di laga pembuka Grup F, Rabu (19/6) dini hari WIB.

Saat itu Francisco Conceicao masuk pada menit ke-90, dan mencetak gol kemenangan Selecao di menit ke-90+2 untuk mengubah skor menjadi 2-1.

Nama Francisco mungkin sedikit asing, namun begitu mendengar belakangnya, semua langsung tertuju kepada legenda Portugal Sergio Conceicao, yang merupakan ayah Francisco.

Ya, Francisco berhasil mengikuti jejak sang ayah, Sergio, menjadi pasangan ayah dan anak yang tampil di kejuaraan Piala Eropa.

Namun mereka bukanlah yang pertama. Berikut adalah pasangan ayah dan anak yang pernah tampil di Piala Eropa:

Peter & Kasper Schmeichel (Denmark)

Peter Schmeichel menjadi bagian sejarah besar Denmark saat membuat kejutan, dengan menjadi juara Piala Eropa 1992. Posisinya di bawah mistar Tim Dinamite tidak tergeser di empat edisi Piala Eropa, yaitu 1988, 1992, 1992, dan 2000.

Sementara Kasper, mengikuti jejak sang ayah dengan dengan tampil di Piala Eropa. Mulanya ia dipanggil edisi 2012 sebagai kiper ketiga. Baru pada edisi 2020 dan 2024 ia menjadi kiper utama.

Lilian & Marcus Thuram

Prestasi Lilian Thuram di Piala Eropa tak perlu diragukan. Ia berhasil memenangi Piala Eropa 2000, menjadi semifinalis pada 1996, serta mencapai perempat final pada 2004. Edisi Euro terakhir yang ia mainkan yaitu Piala Eropa 2008.

Kini Marcus yang berposisi sebagai penyerang berambisi mengikuti jejak sang ayah untuk mengangkat trofi Piala Eropa. Tampil pertama kali pada Euro 2020, kini ia menjadi andalan Les Blues di Euro 2024.

Gheorghe & Ianis Hagi

Legenda hidup sepak bola Rumania, Gheorghe Hagi tampil tiga edisi Piala Eropa, yaitu 1984, 1996, dan 2000. Ia memang belum bisa membawa negaranya menjadi juara, namun aksinya di lapangan begitu banyak di nantikan.

Kini ia menelurkan bakatnya kepada sang putra, Ianis Hagi, yang menjadi bagian Tricolorii, yang tampil sebagai kuda hitam di Piala Eropa 2024. Perjalanan Ianis tentu masih panjang mengingat dirinya baru berumur 25 tahun.

Danny & Daley Blind

Danny Blind tercatat 42 kali membela tim nasional Belanda, termasuk di Piala Eropa 1992 dan 1996. Namun, baru pada perhelatan Piala Eropa 1996, Danny bermain penuh, bahkan menjadi kapten tim, serta memutuskan pensiun setelahnya.

Sementara Daley baru debut di Piala Eropa 2020 saat berusia 30 tahun. Meski terbilang telat, namun ia menjadi sosok andalan Oranje di Piala Eropa 2024 saat ini.

Enrico & Federico Chiesa

Piala Eropa 1996 menjadi satu-satunya kejuaraan Eropa yang pernah dicicipi Enrico Chiesa bersama timnas Italia. Dari dua laga, ia mencetak satu gol.

Kini prestasi tersebut sukses dilampaui oleh sang anak, Federico, yang menjadi andalan Azzurri di Euro 2024. Bahkan, ia ambil bagian saat menjadi juara Piala Eropa 2020.

Sérgio & Francisco Conceição

Sebagai seorang winger pada masanya, Sergio Conceicao terbilang cukup gacor di Piala Eropa 2000. Saat itu ia bermain 5 kali dan sukses mengemas 3 gol dan 1 assist untuk Portugal.

Kini, Fransisco berusaha menyamain ketajaman sang ayah di Piala Eropa 2024. Meski masih berusia 21 tahun dan bukan pemain utama, ia sukses mencetak gol pertamanya untuk Selecao ke gawang Republik Ceko.

Pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya memang berlaku untuk keenam pasang ayah dan anak tersebut. Maka sangat beruntung bagi mereka yang bisa menikmati era emas sang ayah saat dulu, dan era sang anak saat ini.