Daniele De Rossi menjelaskan bahwa dia ingin memberi AS Roma ‘sikap positif, rasa lapar, keinginan untuk berkembang’.
Mantan gelandang Italia itu bekerja dengan baik dengan direktur baru Florent Ghisolfi, meskipun mereka tidak berbicara dalam bahasa yang sama.
Ikon klub tersebut mengambil alih jabatan pelatih pada pertengahan Januari.
Kala itu AS Roma memecat Jose Mourinho karena menurunnya performa tim.
Kehadiran Daniele De Rossi pun berhasil membawa mereka ke posisi keenam Serie A, serta semifinal Liga Europa.
Berbicara di acara AIAC bertajuk The Coach Experience, De Rossi menyadari hasrat seumur hidupnya terhadap Giallorossi adalah aset yang tidak dapat dimanfaatkan oleh banyak orang.
“Saya mendekati musim baru dengan sangat antusias, mungkin terlalu bersemangat, karena saya berada di lapangan Trigoria setiap hari. Kami mengadakan pertemuan panjang kemarin dengan para direktur, membahas tujuan kami dan bagaimana masa depan.
“Mungkin saya akan berlibur 10 tahun lagi dan menjauh dari Roma, tapi untuk saat ini saya ingin berada di sana, saya merasa perlu berada di sana.”
BACA JUGA: PSG Buka Komunikasi untuk Mendapatkan Victor Osimhen
Sementara pendahulunya, Mourinho, sering mengatakan bahwa merebut tempat di Liga Champions atau trofi Eropa adalah sebuah ‘keajaiban’.
Daniele De Rossi justru kali ini jauh lebih menuntut skuad agar bisa meraih target tersebut.
“Bayer Leverkusen unggul di Liga Europa dan kami ingin meningkatkannya. Kami nyaris lolos ke Liga Champions, tapi bukan berarti kami bisa memenangi piala tahun depan.”
De Rossi tentang bekerja dengan direktur baru Roma, Ghisolfi
Banyak perubahan juga terjadi di balik layar di Roma dengan kedatangan sutradara baru Ghisolfi , yang bekerja di OGC Nice.
“Kami bekerja sama dengan baik. Kami tidak saling mengenal, kami berbicara dalam dua bahasa yang berbeda, padahal kami bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris,” jelas De Rossi.
“Apa yang saya coba bawa adalah sikap positif, rasa lapar, keinginan untuk memperbaiki diri. Ini adalah fondasi yang tepat untuk dibangun, saya tidak dapat menerima target satu sentimeter di bawah beberapa malam ajaib yang telah kami alami, seperti Roma- Lazio , Roma-Brighton, Roma- Milan dan Milan-Roma. Itu yang kami inginkan.”
Roma sekali lagi terhambat oleh parameter Financial Fair Play, yang mana pendahulunya, Tiago Pinto, harus bekerja sebagai direktur olahraga hingga pengunduran dirinya pada bulan Februari.
Awal kehidupan Hansi Flick di Barcelona tidak pernah kekurangan pujian dalam beberapa bulan pertama kariernya,…
Kekalahan mengejutkan yang dialami Arab Saudi dari Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah…
PSBS Biak sukses meraih kemenangan ketika bertandang ke markas PSS Sleman pada pekan ke-11 Liga…
Persebaya Surabaya mengamankan kemenangan ketika menghadapi Persija Jakarta pada pekan ke-11 Liga 1 2024/25, Jumat…
Manchester baru saja kedatangan nakhoda anyar, Ruben Amorim. Namun, euforia kedatangan pelatih asal Portugal ini…
Timnas Basket Indonesia tengah berlaga di ajang Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025. Babak ini digelar…