PSSI Bantah Diskriminasi Terhadap Sepakbola Putri Indonesia, Erick Thohir Bicara

Muhammad Gemilang

May 18, 2024 · 2 min read

PSSI Bantah Diskriminasi Terhadap Sepakbola Putri Indonesia, Erick Thohir Bicara
Football | May 18, 2024
Ketua Umum PSSI itu menolak tuduhan dari netizen yang menilai PSSI mengabaikan sepakbola putri nasional.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membantah tuduhan dari netizen yang menilai PSSI menganaktirikan Timnas Indonesia Putri dan sepakbola putri nasional. Erick menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak berdasar.

Opini ini muncul di tengah antusiasme terhadap kesuksesan Timnas Indonesia di berbagai kelompok usia, mulai dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia hingga prestasi Garuda Muda di Piala Asia U-23 2024.

Tim senior di bawah asuhan Shin Tae-yong berpeluang besar melaju ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Sementara itu, Garuda Muda sukses mencapai semifinal Piala Asia U-23 2024.

Namun, cerita sukses ini berbanding terbalik dengan nasib Timnas Putri Indonesia U-17 yang mengalami kekalahan beruntun di Piala Asia Putri U-17 2024. Sebagai tuan rumah, tim yang dipimpin oleh Satoru Mochizuki harus menelan kekalahan dari Filipina (1-6), Korea Selatan (0-12), dan Korea Utara (0-9). Hasil ini menggambarkan kondisi sepak bola putri Indonesia yang belum memiliki kompetisi sejak Liga 1 Putri terakhir digelar pada 2019.

Bantah Tuduhan Diskriminasi

Dalam wawancara di program Rosi Kompas TV, Erick Thohir menjawab tudingan bahwa PSSI kurang memperhatikan sepakbola putri. Erick menjelaskan bahwa kualitas pemain sepakbola putri Indonesia masih tertinggal, namun ia berencana meningkatkan kualitas tersebut melalui seleksi tim nasional dan pelatihan jangka panjang.

“Saya tidak menganaktirikan. Karena, Timnas Putri U-16 yang membentuk saya juga. Akhirnya lahir Claudia Scheunemann,” ujar Erick Thohir seperti dinukil dari program Rosi di Kompas TV, Kamis (16/5/2024).

Erick menyebut bahwa ketiadaan kompetisi sepakbola putri disebabkan oleh kurangnya pemain berkualitas. Oleh karena itu, ia berharap talenta muda bisa berkembang dari level dasar, kemudian diseleksi untuk memperkuat tim nasional.

“Talenta kita masih jauh. Seperti tim nasional putri, sekarang kami sudah membentuk Timnas U-17 yang akantraining selama tiga bulan. Nanti, libur beberapa minggu, karena tim seniornya akan TC juga,” ujarnya.

“Lalu grassroot-nya juga saya dibantu para pengusaha. Tapi saya tidak bisa menyebutkan mereknya. Saat ini, mereka sekarang sudah membangun di delapan kota di Jawa,” tambahnya.

Akan Bentuk Kompetisi Putri

Setelah membentuk banyak pemain melalui pelatihan jangka panjang dengan timnas, Erick merencanakan untuk memulai kompetisi sepak bola putri pada tahun 2026.

“Saya tidak bermaksud jahat, tapi itu realitas yang harus kita bangun. Makanya, saat ditanya kapan liga putri digelar, saya jawab nanti 2026. Kenapa? Biar talent-nya berkembang dahulu di grassroot,” ujar Erick.

“Pemain yang bagus-bagus dikumpulkan di tim nasional dengan TC jangka panjang, baru liganya lahir. Tidak bisa kita melahirkan liga dahulu, sementara stok pemainnya tidak ada,” pungkasnya.