Mantan penyerang Aston Villa dan Everton Anwar El Ghazi kontraknya di Mainz berakhir secara tidak sah pada musim lalu.
Pria Belanda itu, kini berusia 29 tahun, mengajukan pengaduan pemecatan yang tidak adil ke Pengadilan Perburuhan Mainz.
Hal tersebut dilakukannya setelah kontraknya dibatalkan pada tanggal 2 November.
Pemevatan dilakukan menyusul serangkaian unggahan media sosial tentang konflik Israel-Gaza.
Mainz, yang penjabat direktur medianya Silke Bannick menghadiri pengadilan, telah mengakui hasil tersebut.
Ia pun akan menunggu alasan tertulis dirilis sebelum memutuskan apakah akan mengajukan banding terhadap keputusan tersebut.
Seorang pengacara yang mewakili El Ghazi juga mengonfirmasi keputusan pengadilan kepada BBC Sport.
Nujum Sports, sebuah organisasi untuk pesepakbola Muslim, merilis pernyataan resminya.
“Putusan penting hari ini dalam kasus Anwar El Ghazi melawan FSV Mainz adalah kemenangan bukan hanya bagi Anwar tetapi bagi semua atlet.
“Kami berharap klub dan badan profesional memperhatikan hal ini dan tidak terus-menerus mengekang kebebasan berbicara yang sah.
“Banyak dari mereka menekan atlet agar tetap bungkam atau mengadopsi narasi tertentu dengan ancaman pemutusan kontrak.”
BACA JUGA: Piala Presiden 2024 Siap Bergulir Mulai 9 Juli, Pembukaan di Bandung
El Ghazi menghadiri sidang kasus tersebut. Ia diharapkan akan kembali menjadi pemain di klub papan atas Jerman tersebut.
Ia pun mengajukan permohonan pemutusan kontrak secara bersama-sama.
Laporan di Jerman mengatakan ia berutang sekitar £1,4 juta dalam bentuk gaji dan bonus kepada klub.
Pemain timnas Belanda dua kali itu – yang juga pernah bermain untuk Ajax dan Lille – awalnya diskors pada 17 Oktober.
Hal itu terjadi menyusul unggahan di media sosial yang memuat frasa kontroversial “dari sungai ke laut.
Sebuah pesan pro-Palestina yang menurut para kritikus menyiratkan penghancuran Israel.
Tetapi penafsiran itu dibantah oleh sejumlah aktivis pro-Palestina yang mengatakan bahwa kebanyakan orang yang meneriakkan itu menyerukan diakhirinya pendudukan Israel di Tepi Barat dan blokade Gaza, bukan penghancuran Israel itu sendiri.
El Ghazi diancam pemutusan kontrak pada 27 Oktober tetapi kembali ke skuad tiga hari kemudian, dengan mengatakan bahwa ia mendukung “perdamaian di atas segalanya”.
Namun, El Ghazi kemudian mengungkapkan bahwa ia belum memberikan izin atas pernyataan klub yang mengonfirmasi kepulangannya, dengan mengatakan: “Saya tidak akan menarik kembali ucapan saya dan saya akan berdiri untuk kemanusiaan dan di pihak yang tertindas hingga hari terakhir saya bernapas.”
Klub Jerman itu kemudian mengakhiri kontraknya dengan efek langsung.
Awal kehidupan Hansi Flick di Barcelona tidak pernah kekurangan pujian dalam beberapa bulan pertama kariernya,…
Kekalahan mengejutkan yang dialami Arab Saudi dari Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah…
PSBS Biak sukses meraih kemenangan ketika bertandang ke markas PSS Sleman pada pekan ke-11 Liga…
Persebaya Surabaya mengamankan kemenangan ketika menghadapi Persija Jakarta pada pekan ke-11 Liga 1 2024/25, Jumat…
Manchester baru saja kedatangan nakhoda anyar, Ruben Amorim. Namun, euforia kedatangan pelatih asal Portugal ini…
Timnas Basket Indonesia tengah berlaga di ajang Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025. Babak ini digelar…