Aturan Gol Tandang Dihapus dari Liga Champions, Adu Penalti Mungkin Bisa Muncul Sebelum Babak Final

Muhammad Gemilang

February 15, 2024 ยท 1 min read

Aturan Gol Tandang Dihapus dari Liga Champions, Adu Penalti Mungkin Bisa Muncul Sebelum Babak Final
Football | February 15, 2024
Aturan tersebut dihapus karena minimnya drama dalam pertandingan.

Mengapa aturan gol tandang dihapus dari Liga Champions? Ini adalah salah satu perubahan paling signifikan dalam format UCL saat ini.

Gol tandang telah lama menjadi ciri khas dalam kompetisi sepakbola Eropa. Kebijakan ini seringkali menjadi sumber dramatisasi, bahkan bagi tim-tim terbaik.

Salah satu insiden yang sering disoroti adalah pertandingan antara AS Roma dan Barcelona di perempat final Liga Champions 2017/2018. Blaugrana menang 4-1 di kandang dalam leg pertama, sehingga leg kedua seharusnya menjadi pertandingan yang mudah bagi mereka. Namun, Giallorossi menang 3-0 di leg kedua, memenangkan pertandingan dengan keunggulan gol tandang yang mereka cetak di leg pertama.

Kejadian semacam ini telah terjadi berulang kali dalam sejarah Liga Champions, menimbulkan ketidakpuasan di antara beberapa tim.

Aturan gol tandang telah ada dalam sepakbola selama lebih dari seratus tahun, diperkenalkan pertama kali pada kompetisi Cup Winners Cup 1965-1966. Tujuannya adalah untuk menghindari pertandingan penentu di tempat netral dan mendorong tim untuk tampil ofensif saat bermain tandang.

Meskipun aturan ini berjalan lancar selama bertahun-tahun, mulai muncul kekhawatiran dalam era modern. Banyak pelatih top mengkritik aturan ini, menyebutnya tidak adil.

Mendengar keluhan tersebut, UEFA memutuskan untuk menghapus aturan gol tandang mulai musim 2021/2022 untuk semua kompetisi di bawah naungannya, termasuk Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi.

Menurut penelitian UEFA, penghapusan aturan gol tandang dilakukan setelah melihat penurunan jumlah kemenangan dan gol di kompetisi-kompetisi di bawah naungannya.

Sebagai alternatif, pertandingan yang berakhir imbang setelah dua leg akan dilanjutkan dengan periode perpanjangan waktu 2×15 menit. Jika hasilnya tetap imbang, pemenang akan ditentukan melalui adu penalti.

Meskipun keputusan ini awalnya menuai kritik, level kompetisi tetap terjaga dan bahkan terlihat lebih kompetitif tanpa aturan gol tandang.