Berasal Dari Favela, Raphinha: Sepak Bola Menyelamatkan Saya

Tio Prasetyon Utomo

April 30, 2022 · 1 min read

Berasal Dari Favela, Raphinha: Sepak Bola Menyelamatkan Saya
Football | April 30, 2022
Raphinha ingin menjadi contoh bagi generasi selanjutnya

MGOALINDO –
Di antara sekian banyak keindahan eksotismenya, Brasil juga memiliki banyak
wilayah kumuh yang dikenal dengan favela. Sebuah tempat di mana kriminalitas
merajalela.

Pemain
milik Leeds United, Raphinha, menjadi salah seorang yang berasal dari wilayah
tersebut. Ia tinggal di sebuah favela di Porto Alegre, Brasil. Dengan pengalaman
itu, ia pun menegaskan bahwa sepak bola menyelamatkan hidupnya.

Alih-alih
menjadi bintang sepak bola dunia seperti sekarang, Raphinha mengaku bisa saja
terjerat dalam lingkaran perdagangan obat-obatan terlarang.

Pemain
berusia 25 tahun ini menyaksikan sendiri teman-temannya yang terjerumus ke
dalam dunia tersebut hingga harus meninggal dunia.

“Itu
sesuatu yang harus anda alami sendiri. Seperti itu lah kehidupan favela. Tidak
diragukan bahwa realitanya sangat berbeda dari Inggris Raya atau Eropa. Di favela,
anda merasa sangat terputus dari negara,” ungkap Raphinha kepada Sky Sports.

“Terkadang
dalam hidup, cara termudah untuk mendapat uang adalah dengan cara yang salah.
Itu merupakan bagian dari kehidupan di sana. Sulit untuk mencapai sesuatu tanpa
berpaling ke hal illegal seperti perdagangan oba-obatan,” lanjut Raphinha.

Oleh karenanya,
Raphinha pun berharap bahwa sebagai pesepak bola, ia bisa menjadi contoh bagi
anak-anak seperti dirinya.

“Sepak bola
menyelamatkan saya. Itu tidak hanya membuat saya merubah hidup sendiri, itu
mengizinkan saya untuk menjadi contoh bagi anak-anak dan orang dewasa yang
mungkin menjalani hidup yang berat karena berasal dari tempat yang sama.”

“Jika
anda mengambil jalan yang salah, rute yang mudah, itu sering merugikan ada
secara jangka panjang sepanjang hidup anda.”

“Saya ingin
membantu anak-anak yang membutuhkan. Beberapa teman masa kecil saya meninggal,
yang lainnya terlibat dalam perdagangan obat-obatan. Itu bertahan dengan saya.
Saya ingin merubah
fokus mereka, memberi mereka masa depan lebih cerah.”

“Karena
saya tidak bisa membantu teman-teman saya, saya ingin membantu generasi
anak-anak selanjutnya,” pungkas Raphinha.