MSPORTS – Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, menganggap pelecehan rasisme yang diterima oleh salah satu pemainnya, Vinicius Junior, merupakan masalah dari sepak bola Spanyol.
Seperti yang diketahui, pemain muda berusia 22 tahun asal Brazil ini kerap menjadi korban rasisme di berbagai pertandingan yang dijalaninya di Spanyol.
Terakhir, ia menjadi korban rasisme saat bertamu ke kandang Real Mallorca di Son Moix pada pekan lalu.
Menurut beberapa laporan, terdapat fans tuan rumah yang memanggil Vinicius monyet pada video yang diunggah via media sosial DAZN, pada laga yang berakhir dengan kekalahan Madrid dengan skor tipis 1-0 tersebut.
“Pertanyaan yang ingin saya tanyakan adalah ini: Apa masalahnya?” kata Ancelotti, dikutip dari Sky Sports.
“Vinicius? Rekan setim Vinicius? Apa masalahnya? Untuk membela dirinya? Apa yang perlu Vinicius pertahankan? Apa yang rekan setimnya harus pertahankan? Saya tidak tahu.”
“Ini terlihat masalahnya adalah Vinicius, tapi masalahnya adalah apa yang terjadi di sekitarnya.”
“Ini masalah dari sepak bola Spanyol. Saya bagian dari sepak bola Spanyol dan saya pikir ini masalah yang harus kita selesaikan.”
“Karena ini terlihat Vinicius yang menjadi pelaku, tapi dia korban dari sesuatu yang saya tidak pahami.”
Bukan kali itu saja Vinicius menjadi korban rasisme atau ujaran kebencian.
Pada laga melawan rival sekota Atletico pada akhir Januari lalu, terdapat sebuah dengan leher yang memakai jersey Vinicius tergantung di sebuah jembatan di kota Madrid.
Sebuah spanduk berwarna merah dan putih khas Atletico tergantung di jembatan tersebut yang bertuliskan “Madrid membenci Real”. Namun Vinicius mampu tampil baik dan mencetak gol pada laga tersebut.
Insiden ini juga bukan yang pertama terjadi yang dilakukan oleh fans Atletico.
Pada pertemuan sebelumnya, para fans ini menyanyikan chant rasis di luar stadion, juga di dalam stadion setiap kali pemain asal Brazil ini memegang bola.
Menurut laporan the Guardian, penonton di Estadio Metropolitano bernyanyi “Vinicius adalah seekor monyet” dan menyanyikan pelecehan lain di dalam dan di luar stadion.
Lalu juga terdapat insiden di Camp Nou saat melawan Barcelona pada November 2021 lalu, serta melawan Valladolid pada Desember 2022.
Bukan hanya di lapangan, pelecehan rasisme ini juga dilakukan oleh Pedro Bravo, seorang agen sepak bola. Ia menyebut Vinicius “menari seperti monyet” dalam sebuah program televisi Spanyol, sebelum meminta maaf dengan alasan perkataannya tersebut hanya sebuah kiasan.
Potongan rekaman tersebut kemudian viral dan Vinicius dibanjiri dukungan dari berbagai pihak.
LaLiga sendiri juga sudah mengeluarkan pernyataan dan mengutuk insiden ini.
Namun Vinicius sebelumnya sudah pernah mengkritik LaLiga yang lamban dalam melakukan atas insiden ini. Apalagi insiden ini bukan pertama kali menimpa pemain asal Brazil tersebut.
“Rasisme terus berlanjut di stadion dan mengikuti secara dekat klub terbaik di dunia dan LaLiga tetap tidak melakukan apa pun soal itu. Saya akan tetap menegakkan kepala saya dan terus merayakan kemenangan Real Madrid. Pada akhirnya, ini bukan salah saya,” tulis Vinicius.
Presiden La Liga, Javier Tebas, lalu menganggap pernyataan Vinicius tersebut “tidak adil dan tidak benar”.
Persib Bandung jadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan hingga pekan ke-10 Liga 1 2024/25. Catatan…
Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster memberikan apresiasi terhadap penampilan pemainnya, Rizky Dwi selama menjalani laga…
Selama jeda Liga 1 2024/25, Barito Putera memutuskan untuk kembali ke Kalimantan Selatan dan menggelar…
Pelatih Persija Jakarta, Carlos Pena sudah memiliki rencana untuk mempersiapkan Rizky Ridho dan kolega menghadapi…
Tim kebanggaan masyarakat Kota Solo, Persis Solo memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke-101 yang jatuh…
Rekrutan anyar Persib Bandung di Liga 1 2024/25 Mateo Kocijan melesakkan gol luar biasa di…