Carlo Ancelotti Bangga dengan Sikap Vinicius Hadapi Pelecehan Rasis
MSPORTS – Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, bangga melihat salah satu pemain bintangnya Vinicius Junior yang kerap kali menjadi korban rasisme di Spanyol.
Terakhir kali Junior kembali menjadi korban rasisme saat bertamu ke kandang Real Mallorca di Son Moix awal Februari lalu.
Menurut laporan Reuters, terdapat fans tuan rumah yang memanggil Vinicius monyet pada video yang diunggah via media sosial DAZN, pada laga yang berakhir dengan kekalahan Madrid dengan skor tipis 1-0 tersebut.
Dalam jumpa pers menjelang partai leg pertama babak 16 besar Champions League kontra Liverpool, Rabu (22/2) dini hari, Ancelotti mengatakan performa Vinicius tidak terpengaruh meski kerap menjadi korban rasisme di Spanyol.
“Dia sangat suka bermain sepak bola di mana pun ia berada, terlebih lagi di partai besar seperti laga besok,” kata Ancelotti, dikutip dari situs resmi Madrid
“Ini sebuah kesenangan melihat Vinicius bermain, bukan hanya untuk sepak bola, semua fans suka melihat pemain bertalenta dan berkualitas. Senang rasanya bisa melihat pemain seperti Pedri, Gavi, (Kylian) Mbappe, (Erling) Haaland, bagus untuk sepak bola memiliki kualitas seperti itu.”
“Saya harap mereka melakukan sesuatu terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pelecehan rasial yang ia terima.”
“Vinicius menghadapinya dengan sangat baik. Dia cinta bermain sepak bola dan ini tidak berdampak pada penampilannya di lapangan.”
Bukan kali ini saja Vinicius menjadi korban rasisme atau ujaran kebencian.
Pada laga sebelumnya melawan rival sekota Atletico pada akhir Januari lalu, terdapat sebuah dengan leher yang memakai jersey Vinicius tergantung di sebuah jembatan di kota Madrid.
Sebuah spanduk berwarna merah dan putih khas Atletico tergantung di jembatan tersebut yang bertuliskan “Madrid membenci Real”. Namun Vinicius mampu tampil baik dan mencetak gol pada laga tersebut.
Insiden ini juga bukan yang pertama terjadi yang dilakukan oleh fans Atletico.
Pada pertemuan sebelumnya, para fans ini menyanyikan chant rasis di luar stadion, juga di dalam stadion setiap kali pemain asal Brazil ini memegang bola.
Menurut laporan the Guardian, penonton di Estadio Metropolitano bernyanyi “Vinicius adalah seekor monyet” dan menyanyikan pelecehan lain di dalam dan di luar stadion.
Lalu juga terdapat insiden di Camp Nou saat melawan Barcelona pada November 2021 lalu, serta melawan Valladolid pada Desember 2022.
Bukan hanya di lapangan, pelecehan rasisme ini juga dilakukan oleh Pedro Bravo, seorang agen sepak bola. Ia menyebut Vinicius “menari seperti monyet” dalam sebuah program televisi Spanyol, sebelum meminta maaf dengan alasan perkataannya tersebut hanya sebuah kiasan.
Potongan rekaman tersebut kemudian viral dan Vinicius dibanjiri dukungan dari berbagai pihak.
“Rasisme adalah masalah serius dan rumit,” tambah Ancelotti.
“Tidak ada hukum yang bisa mengubah cara orang berpikir. Ini harus berubah melalui budaya dan akal sehat.”
“Saya tidak menyalahkan Spanyol untuk ini, ini terjadi di semua tempat. Saya inign melihat ada perubahan dalam menghormati seseorang, itu yang harus kita pikirkan.”
“Saya senang tinggal di Madrid dan tidak ada yang berpikir untuk meninggalkan negara ini, ini luar biasa.”
Picks and Pick'em is here!
More teams, more wins. Join a public league and draft instantly.