MSPORTS – Atletico Madrid menjadi pusat pembicaraan belakangan ini pasca laga melawan Real Madrid di laga derby lalu. Hal ini diakibatkan oleh nyanyian rasis yang dilakukan oleh pendukung Atletico kepada Vinicius Junior di Estadio Metropolitano.
Namun CEO Atletico, Miguel Angel Gil Marin, mengatakan klubnya juga menjadi korban dalam insiden rasisme ini, yang dilakukan oleh pendukung mereka sendiri.
Laga ini sebelumnya sudah panas sebelum pertandingan dimulai ketika banyak pihak yang mempermasalahkan selebrasi Vinicius yang menari di lapangan pada laga kontra Real Mallorca.
Insiden ini semakin panas ketika Pedro Bravo, seorang agen sepak bola, menyebut Vinicius “menari seperti monyet” dalam sebuah program televisi Spanyol. Ia kemudian meminta maaf dengan alasan perkataannya tersebut hanya sebuah kiasan.
Potongan rekaman tersebut kemudian viral dan Vinicius dibanjiri dukungan dari berbagai pihak.
Vinicius kemudian mengeluarkan pernyataan usai menjadi korban. Pemain berusia 22 tahun ini mengatakan sebuah tarian bukan hanya miliknya, tapi juga milik banyak dari pemain sepak bola, termasuk pemain Atletico, Antoine Griezmann, Joao Felix, dan Matheus Cunha.
Adapun kapten Atletico, Koke, juga menambah api dalam masalah ini dengan menyebut Vinicius akan berada dalam masalah jika menari di laga Derby Madrid, yang akhirnya dimenangkan Real Madrid dengan skor 1-2.
Atletico telah membuka suara atas insiden ini dan menyebut pelaku sebagai oknum minoritas yang tidak mewakili keseluruhan fans Colchoneros
Menurut laporan the Guardian, penonton di Estadio Metropolitano bernyanyi “Vinicius adalah seekor monyet” dan menyanyikan pelecehan lain di dalam dan di luar stadion.
LaLiga juga mengatakan akan bertindak tegas dan bekerja sama dengan otoritas setempat untuk menghukum pelaku rasisme ini.
Berbicara kepada Mundo Deportivo, Gil Marin juga menekankan pelaku merupakan oknum minoritas yang tidak mewakili keseluruhan pendukung Atletico.
“Saya tahu fans kami dengan baik dan ini tidak bisa diterima bahwa seseorang mungkin berpikir bahwa mereka rasis. Teriakan itu dari sebuah minoritas mempermalukan kami Atletico dan mereka tidak bisa mencoreng citra klub, juga sikap dan sentimen dari mayoritas besar,” kata Gil Marin, dikutip dari Football Espana.
Sebelum Atletico mengeluarkan pernyataan tersebut, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, meminta klub untuk bertindak tegas terhadap insiden tersebut.
“Saya mengapresiasi bahwa dia mengingatkan kewajiban kami, dan saya 100 persen sepakat dengan komentarnya. Saya juga harus menunjukkan bahwa mengatasi masalah ini adalah tugas semua orang, bukan hanya administrator klub. Mereka menuduh kami ketika kenyataannya kami juga korban,” tuturnya.
Gil Marin melanjutkan bahwa media harus lebih hati-hati dalam memberitakan insiden ini.
Jay Idzes belum sempat membela timnas Indonesia dalam pertemuan terakhir kontra Jepang di Piala Asia…
Pelatih Shin Tae-yong semringah usai laga kelima Grup C putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026…
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengakui bahwa laga lanjutan Grup C putaran 3 Kualifikasi Piala…
Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, menyadari bahwa skuad timnas Indonesia semakin mewah usai pertemuan terakhir di…
Duel yang mempertemukan Jepang kontra timnas Indonesia pada lanjutan Grup C putaran 3 Kualifikasi Piala…
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pastikan kesiapan dari rumput dan teknologi Video Assistant Referee (VAR)…