Francesco Acerbi Tulis Surat Terbuka Soal Insiden ‘Tertawa’ Saat Lawan AC Milan

Tio Prasetyon Utomo

April 27, 2022 · 3 min read

Francesco Acerbi Tulis Surat Terbuka Soal Insiden ‘Tertawa’ Saat Lawan AC Milan
Football | April 27, 2022
Acerbi mendapat hujatan setelah pertandingan melawan AC Milan

MGOALINDO – Lazio harus kalah dari AC Milan dengan skor 1-2
pada akhir pekan lalu. Gol kemenangan dicetak oleh Sandro Tonali pada menit
90+2.

Dalam pertandingan ini, terdapat satu insiden di mana Francesco
Acerbi tertangkap tertawa setelah gol tersebut. Sebelumnya, ia juga melakukan
kesalahan membuang bola yang mengawali gol tersebut.

Karena momen tersebut, hujatan pun membanjiri media sosial
Acerbi. Ia bahkan langsung meresponnya dengan tegas tawa tersebut bukan lah pertanda
kebahagiaan karena timnya kalah. Melain emosi histeria.

Terbaru, Acerbi menulis surat terbuka yang merupakan
curahatan hatinya yang dipublikasikan oleh Il Corriere dello Sport. Berikut
transkrip lengkapnya.

“Pertandingan melawan Milan adalah campur aduk emosi dan
frustrasi untuk semua orang. Dan setelah reaksi awal yang didorong karena
insting, saya memutuskan untuk mengambil 48 jam untuk merenung dan menemukan
kata-kata yang tepat untuk membagikan pikiran dan perasaan saya dengan hati
terbuka. Saya tidak berharap itu dibagikan, tetapi semoga setidaknya ini didengar
dan dipahami.,” tulis Acerbi.

“Sayangnya, selama beberapa bulan, saya telah hidup dengan situasi
pribadi yang tidak pernah saya harapkan untuk dijalani. Saya merasakan rasa
kesepian yang menyakiti saya sebagai manusia.”

“Dengan ini, saya tidak bermaksud menuding siapa pun. Itu
adalah perasaan pribadi saya tidak bisa membuat saya menjadi tidak berbeda, di
dalam dan luar lapangan. Namun, pada saat-saat sulit, keluarga saya memberi
saya keseimbangan dan ketenangan untuk menghadapi semuanya dengan kepala tegak.”

“Kesalahpahaman umum terhadap pesepak bola adalah bahwa
pekerjaan dan penghasilan membuat kami kebal terhadap keadaan emosional –
positif dan negatif – yang menjadi ciri normal seorang manusia.”

“Untuk alasan ini, kita cenderung menilai seorang pemain
seolah-olah dia tanpa emosi dan perasaan, yang seringkali sangat kuat dan
kontras dalam pekerjaan kami. Kita sering salah, tapi kita adalah manusia. Tepat
untuk selalu mengingatnya.”

“Saya tidak pernah lepas dari tugas dan tanggung jawab saya
karena saya seorang pria dan ayah, bahkan sebelum sebagai seorang pesepak bola.
Ini lah mengapa saya selalu menerima beban dari pekerjaan saya, menyadari bahwa
kritik adalah bagian dari permainan.”

“Apa yang tidak bisa saya terima adalah meragukan integritas
pribadi dan profesional saya, keseriusan dan komitmen saya untuk membela warna
Lazio, dengan atau tanpa ban kapten.”

“Setelah pertandingan dengan Milan, saya membaca dan
mendengar sindiran tidak masuk akal yang tidak bisa dan tidak ingin saya
terima. Dan bahkan fakta bahwa saya di sini untuk membela integritas dan
profesionalisme saya sangat menyakitkan.”

“Saya tidak sempurna, saya bukan robot, tapi saya orang yang
serius dan pesepak bola yang loyal. Itu seharusnya tidak pernah dipertanyakan.
Saya tidak melupakan setiap momen tahun-tahun ini di Lazio, di mana saya
mewakili titik referensi.”

“Saya menerima penghargaan, kasih sayang, dan dukungan,
berhasil mengenakan ban kapten dengan bangga. Saya akan selalu membawa kenangan
ini bersama saya. Tidak ada kritik yang dapat menghapus semua yang saya terima
selama ini.”

“Tentu saja, saya meminta maaf atas semua yang telah terjadi
di masa lalu dan untuk ketegangan selama beberapa periode terakhir. Saya
meminta maaf karena membuat kesalahan, karena impulsif yang berlebihan dan
karena kurangnya kejelasan.”

“Soal masa depan, sejauh yang saya ketahui, adalah
pertandingan berikutnya dengan seragam Lazio, yang selalu saya hormati dan
kenakan dengan bangga. Saya ingin mengganti halaman, bersama-sama, setidaknya
untuk mengakhiri musim dengan cara terbaik, dengan bermartabat, dan saling
menghormati,” tutup Acerbi.