Bola panas pemecatan Jurgen Klinsmann oleh Korea Selatan sepertinya masih terus bergulir. Terkuak kabar jika pemecatan tersebut kental dengan aroma politik.
Hal itu diungkapkan mantan asisten pelatih Korea Selatan, Andreas Herzog. Selain itu, Herzog juga menuding pertengkaran Son Heung-min dan Lee Kan-in merupakan penyebab utama hancurnya keharmonisan dalam tim.
Keresahan Herzog dituangkan dalam sebuah kolom di media Jerman, krone.at pada Jumat (16/2). Dalam kesempatan tersebut, ia menuangkan pandangannya yang berbunyi:
Setelah penampilan kami di Piala Asia, saya sudah memperkirakan bahwa segala sesuatunya akan berlanjut untuk Jürgen Klinsmann dan saya di Korea Selatan. Apalagi kami sudah memenuhi syarat yang akan memperpanjang kontrak hingga setelah Piala Dunia 2026. Namun di sisi lain, beberapa hari terakhir juga menunjukkan bahwa keadaan bisa menjadi sulit bagi kami.
Karena tekanan politik terhadap Presiden KFA Chung Mong-gyu sangat besar. Dia selalu mendukung kami, namun pada akhirnya harus menyerah. Sayang sekali! Karena kami telah menjalani 13 pertandingan tanpa terkalahkan setelah awal yang sulit. Sebelum Yordania mengubur kami dari mimpi kami untuk meraih gelar Piala Asia pertama kami sejak 1960.
Tapi tidak ada yang bisa membayangkan bahwa pada malam sebelum pertandingan penting ini, konflik generasi akan terjadi dalam tim dan dua bintang top, Son Heung-min dan Lee Kang-in, akan bertengkar. Adu mulut yang sangat emosional, yang tentunya berdampak pada semangat tim. Sejauh ini saya hanya mengetahui hal seperti itu dari tempat latihan, tapi tidak dari ruang makan. Hanya dalam beberapa menit, kami mengumpulkan hampir semua yang telah kami bangun dengan susah payah selama berbulan-bulan.
Bersama Jürgen, saya masih berterima kasih kepada Korea Selatan selama setahun terakhir. Singkat, instruktif – dan masih sangat indah. Namun beberapa bulan terakhir juga menunjukkan bahwa ketika media benar-benar mencari sesuatu yang negatif, mereka justru menemukannya.
Dari pernyataan Herzog terungkap jelas jika ada campur tangan politik dalam sebuah keputusan yang diambil federasi Korea Selatan (KFA).
Menarik menunggu apakah FIFA akan turun tangan dalam menyelidiki hal ini, mengingat FIFA sangat mengharamkan campur tangan pihak luar dalam mengambil sebuah keputusan.
Salah satu bukti nyata adalah Indonesia pernah mendapat sanksi tegas dari FIFA, karena adanya konflik internal antara PSSI dan Menpora pada 2015, yang membuat Timnas Indonesia dari semua kelompok umur tidak dapat berpartisipasi di ajang internasional.
Awal kehidupan Hansi Flick di Barcelona tidak pernah kekurangan pujian dalam beberapa bulan pertama kariernya,…
Kekalahan mengejutkan yang dialami Arab Saudi dari Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah…
PSBS Biak sukses meraih kemenangan ketika bertandang ke markas PSS Sleman pada pekan ke-11 Liga…
Persebaya Surabaya mengamankan kemenangan ketika menghadapi Persija Jakarta pada pekan ke-11 Liga 1 2024/25, Jumat…
Manchester baru saja kedatangan nakhoda anyar, Ruben Amorim. Namun, euforia kedatangan pelatih asal Portugal ini…
Timnas Basket Indonesia tengah berlaga di ajang Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025. Babak ini digelar…