MSPORTS – Sebagian besar pembalap Formula mengeluhkan kondisi ekstrem di GP Qatar pada Senin (9/10) dini hari WIB. Dari cuaca panas, dehidrasi, hingga kondisi ban menjadi penyebab dari kondisi tersebut.
Pembalap Williams Logan Sargeant terpaksa mengakhiri balapan lebih dini karena tidak sanggup untuk melanjutkan balapan. Sementara rekan setimnya Alex Albon, kesulitan untuk keluar dari mobilnya dan harus menjalani perawatan di pusat medis.
Sementara pembalap Alpine, Esteban Ocon, muntah saat di kokpit dan menggambarkan balapan di sirkuit Losail seperti neraka.
“Itu adalah poin perjuangan tersulit yang pernah saya perjuangkan,” kata Ocon.
“Saya merasa mual, pada lap 15-16 saya muntah selama dua lap di dalam kokpit, dan kemudian saya berpikir, ‘Sial, ini akan menjadi balapan yang panjang.’”
“Saya mencoba untuk tenang, saya mencoba mengingat bahwa sisi mental dalam olahraga adalah bagian terkuat dari tubuh Anda, dan saya berhasil mengendalikannya dan menyelesaikan balapan.”
“Tapi sejujurnya, saya tidak menyangka balapan akan sesulit itu. Biasanya saya bisa melakukan dua kali jarak balapan, bahkan di Singapura. Secara fisik dari segi otot dan kardio, saya selalu baik-baik saja.”
“Panas sekali sehingga saya ingin membuka kaca helm di garis lurus, karena tidak ada udara, dan saya juga mencoba mengalirkan udara ke dalam helm dengan tangan saya.”
“Semakin saya bernapas untuk mencoba menurunkan semuanya, semakin banyak panas yang masuk ke dalam helm. Jujur saja, di sana seperti neraka.”
Hal ini selaras dengan yang dikatakan oleh Valtteri Bottas, yang mengatakan kondisi balapan seperti sauna. Ia bahkan mengatakan kondisi ini lebih berat daripada di Singapura, yang banyak dinilai sebagai balapan paling melelahkan di kalender F1.
“Menurut saya lebih sulit dari Singapura,” ujar Bottas.
“Suhu di dalam kokpit sepertinya terlalu tinggi, seperti mencapai batas dimana seseorang akan terkena serangan panas.”
“Perasaannya seperti tersiksa di dalam mobil. Suhu yang lebih panas dari ini tidak akan aman lagi.”
Pembalap Aston Martin Fernando Alonso juga mengeluhkan kondisi panas di kokpit. Pembalap Spanyol ini bahkan meminta disiram air ke mobilnya saat pitstop.
“Suasananya seperti 80 derajat di dalam kokpit balapan kali ini,” lanjut Ocon.
“Saya pikir kami mungkin tidak melakukan pekerjaan terbaik dalam hal tidak menahan panas di bagian belakang, tapi menghilangkannya di dalam kokpit tempat pengemudi mengemudi. Dan saya pikir mungkin itulah alasannya hari ini kami merasa sangat buruk.”
Selain kondisi panas dan kelembapan tinggi, kondisi sirkuit yang berkarakter cepat dan menghasilkan g-force tinggi juga menjadi alasan.
Ditambah lagi dengan kewajiban untuk melakukan tiga pitstop di balapan ini dan harus mengganti ban pada lap 18, yang membuat para pembalap menggeber mobilnya seperti di lap kualifikasi.
“Saya pikir bagian paling signifikan adalah kenyataan bahwa kami harus melakukan tiga kali pitstop,” tambah Leclerc.
“Dan itu berarti tidak ada manajemen ban dalam kecepatan tinggi, yang berarti setiap lap seperti kualifikasi.”
“Hanya saja dehidrasinya berada pada tingkat yang membuat penglihatan Anda jauh lebih buruk, detak jantung Anda meningkat pesat, dan sangat sulit untuk mengendalikan semua ini. Jadi itu benar-benar sulit.”
Ruben Amorim bersikeras bahwa 'pengasingan' Marcus Rashford tidak akan mengganggu rekan-rekannya di Manchester United. Ia…
Pelatih Fulham Marco Silva mengakui tim asuhannya menghadapi tantangan berat, saat mereka bertandang ke markas…
Enzo Maresca kembali menegaskan bahwa Chelsea tidak berpeluang untuk dinobatkan sebagai juara Liga Primer, menjelang…
Stefan Ortega mengakui ada terlalu banyak kualitas dalam skuad Manchester City, sehingga ia meyakini performa…
Kepala tim Ferrari Frederic Vasseur mengatakan dia "tidak khawatir" tentang perjuangan Lewis Hamilton di musim…
Pelatih fisik Persib Bandung, Miro Petric punya tradisi sederhana dalam merayakan Natal bersama keluarga. Tradisi…