Kepala Polisi Paris Minta Maaf Soal Insiden Final Liga Champions 2022

Tio Prasetyon Utomo

June 09, 2022 · 1 min read

Kepala Polisi Paris Minta Maaf Soal Insiden Final Liga Champions 2022
Football | June 09, 2022
Kepala Polisi Paris, Didier Lallement, meminta maaf soal insiden final Liga Champions 2022

MSPORTS – Kepala Polisi Paris, Didier Lallement,
menyampaikan permintaan maafnya karena telah menginstruksikan penggunaan gas
air mata dalam mengamankan final Liga Champions 2022.

Seperti diketahui, dalam final yang digelar di stadion Stade
de France tersebut, terjadi insiden di luar lapangan yang menyebabkan kick off
pertandingan tertunda.

Penonton kesulitan masuk ke stadion sehingga terjadi
penumpukan. Demi menjaga situasi tetap kondusif, polisi pun menggunakan gas air
mata yang akhirnya diprotes oleh para penonton.

Lallement mengaku keputusannya tersebut salah. Namun, ia
berdalih, itu terpaksa dilakukan demi mencegah jatuhnya korban.

Hal ini diungkapkannya dalam sidang dengar pendapat di senat
Prancis, Kamis (9/6/22) waktu setempat.

“Itu jelas sebuah kegagalan. Itu sebuah kegagalan karena
orang memaksa dan menyerang. Itu juga sebuah kegagalan karena citra negara
(Prancis) terusak,” ungkap Lalement dikutip dari Association Press.

“Kami memastikan bahwa pertandingan digelar dan yang jauh
lebih penting, tidak ada cedera yang serius dan kematian,” ujarnya.

“Saya sepenuhnya menyadari bahwa orang-orang baik ditembaki
gas air mata dan saya sepenuhnya meminta maaf atas hal itu. Namun, saya ulangi,
tidak ada cara lain,” katanya.

Pemerintah Prancis menuduh bahwa insiden ini juga disebabkan
oleh banyaknya pendukung, terutama Liverpool, yang tidak memiliki. Mereka menyebut
sekitar ada 30 ribu sampai 40 ribu orang.

Estimasi tersebut berasal dari informasi Lallement.
Menurutnya, jumlah tersebut memang tidak akurat karena hanya berdasarkan
pengamatan pandangan.

Namun, menurutnya, terlepas dari berapa pun jumlahnya, membludaknya
massa tetap bisa membahayakan.

“Mungkin saya salah. Entah itu 40 ribu, 30 ribu, atau 20
ribu, itu tidak merubah fakta bahwa ada puluhan ribu orang yang tidak bisa
masuk,” kata Lallement.