Kepolisian Inggris Minta Maaf atas Tragedi Hillsborough Setelah 34 Tahun

Tio Prasetyon Utomo

February 01, 2023 · 2 min read

Kepolisian Inggris Minta Maaf atas Tragedi Hillsborough Setelah 34 Tahun
Football | February 01, 2023
Kepolisian Inggris Minta Maaf atas Tragedi Hillsborough Setelah 34 Tahun

MSPORTS – Kepolisian Britania Raya telah memberikan permintaan maaf kepada para penyintas dan keluarga korban dari tragedi Hillsborough pada 1989 lalu. Tragedi tersebut menelan 97 nyama dari para pendukung Liverpool di stadion Hillsborough, Inggris.

Tragedi yang tepatnya terjadi pada 15 April 1989, memainkan partai semifinal FA Cup antara Liverpool dan Nottingham Forest.

Sebanyak 96 pendukung Liverpool meninggal karena terhimpit di dalam tribun yang ​​melebihi kapasitas.

Satu korban terakhir meninggal pada Juli 2021 lalu karena menderita cedera parah dan kerusakan otak.

Dewan Kepolisian Nasional (NPCC) memberikan permintaan maaf atas kegagalan polisi yang mengakibatkan tragedi tersebut dan menyebabkan sakit dan penderitaan terhadap keluarga yang ditinggalkan.

Kepala NPCC, Martin Hewitt, membuat permintaan maaf tersebut sebagai komitmen untuk belajar dari kegagalan di Hillsborough.

Hewitt juga mengatakan sangat menyesal atas hilangnya nyawa secara tragis dan untuk penderitaan yang dialami keluarga dari 97 nyawa tersebut dan di tahun-tahun berikutnya.

Kepolisian juga menandatangani piagam untuk keluarga yang ditinggalkan pada 2021 yang mengharuskan kepolisian mengakui kesalahan dengan terbuka dan terus terang.

Kepolisian setempat sebelumnya menuding tragedi ini disebabkan oleh adanya para fans yang mabuk. Alasan ini ditolak mentah-mentah oleh para penyintas dan keluarga korban, serta para warga Liverpool.

“Kepolisian telah sangat mengecewakan mereka yang berduka akibat bencana Hillsborough selama bertahun-tahun dan kami mohon maaf karena polisi telah salah,” tulis Andy Marsh, CEO dari College of Policing, dalam pernyataannya seperti yang dikutip dari the Guardian.

“Kegagalan polisi adalah penyebab utama dari tragedi tersebut dan telah merusak hidup anggota keluarga sejak saat itu.”

“Ketika kepemimpinan sangat dibutuhkan, mereka yang berduka sering diperlakukan tidak sensitif dan tanggapannya kurang koordinasi dan pengawasan.”