Makin Tua Makin Menjadi, Jose Mourinho Masih Termotivasi Menuju Gelar Eropa Keenamnya

Tio Prasetyon Utomo

May 30, 2023 · 4 min read

Makin Tua Makin Menjadi, Jose Mourinho Masih Termotivasi Menuju Gelar Eropa Keenamnya
Football | May 30, 2023
Makin Tua Makin Menjadi, Jose Mourinho Masih Termotivasi Menuju Gelar Eropa Keenamnya

MSPORTS – Banyak yang sudah bilang eranya Jose Mourinho sudah lewat. Era di mana ia mampu membawa Porto juara Champions League, serta membawa Inter Milan meraih treble. Namun Mourinho membantahnya, ia mengakui menjadi pelatih yang lebih baik seiring berjalannya waktu, dan semakin termotivasi menuju gelar Eropa keenamnya.

Pelatih berusia 60 tahun tersebut telah memiliki lima gelar Eropa: dua Champions League, dua Europa League, serta satu gelar Europa Conference League dengan timnya saat ini, AS Roma.

Nama Mourinho menanjak saat membawa Porto menjuarai UEFA Cup (pendahulu Europa League), dan menjuarai Champions League di tahun sesudahnya.

Ia kemudian melanglang buana melatih dan meraih trofi saat membela Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, Manchester United, dan terakhir bersama Roma.

Kariernya terjun bebas saat melatih Tottenham Hotspur. Mourinho datang ke klub asal London Utara tersebut menggantikan Mauricio Pochettino pada November 2019. Namun dipecat beberapa hari sebelum final EFL Cup pada April 2021.

Pelatih asal Portugal ini merupakan pelatih yang bergelimang gelar di klub mana pun yang dilatihnya. Namun Tottenham hanya satu-satunya klub di mana ia tidak meraih trofi sejak 2002 lalu.

Ia menemukan rumahnya kembali di ibu kota Italia dengan memenangkan edisi pertama Conference League. Roma kini berpeluang untuk berlaga di Champions League musim depan dengan menjuarai Europa League musim ini.

Namun Mourinho harus melewati Sevilla di Puskas Arena, Budapest, Hungaria, untuk meraih gelar Europa League kali ini yang akan digelar pada Kamis (1/6) dini hari WIB.

“Pelatih yang lebih baik, orang yang lebih baik, DNA yang sama,” kata Mourinho, dikutip dari the Guardian.

“DNA-nya adalah motivasi, kebahagiaan. Keinginan untuk momen besar ini, dan perasaan ini yang saya ingin berikan kepada para pemain.”

“Tugas kami bukan seperti tugas pemain; tugas kami, Anda bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dengan pengalaman.”

“Sebagai seorang pemain, Anda harus menggunakan badan Anda dan badan Anda tidak merespons dengan cara yang sama ketika Anda berumur 30 dan ketika Anda berumur 40 tahun.”

“Sebagai pelatih, otak Anda menjadi lebih tajam dan akumulasi pengetahuan semakin baik dengan berjalannya waktu,”

“Saya pikir Anda berhenti ketika kehilangan motivasi. Motivasi saya tumbuh setiap hari. Saya lebih baik sekarang.”

Dari berbagai klub yang dilatih Mourinho, ia hanya tidak merasa adanya hubungan erat bersama Tottenham Hotspur.

Ia mengakui hal ini karena kondisi stadion yang tanpa penonton karena Covid-19. Lalu ia juga dipecat setelah melaih selama 17 bulan, beberapa hari sebelum final EFL Cup pada April 2021.

“Saya harap kata-kata saya tidak disalahartikan oleh fans Tottenham, tapi itu satu-satunya klub yang tidak memiliki ikatan dekat dengan saya,” ujar Mourinho.

“Mungkin karena stadionnya kosong saat Covid dan karena Levy (Presiden Tottenham) tidak membiarkan memenangkan partai final dan memenangkan trofi.”

“Orang-orang tidak bodoh, mereka paham saya memberikan segalanya, ini bukan soal memenangkan gelar atau tidak, tapi pandangan fans jika saya berjuang untuk mereka setiap hari.”

“Selain itu, Porto, Chelsea, Inter, Real Madrid, Manchester United, semua klub saya merasa ada koneksi. Orang bilang saya tidak bisa mencintai semua klub, tapi saya mencintai semua klub.”

“Dengan Roma kami akan terhubung selamanya. Seperti saya dengan semua klub saya sebelumnya, kecuali klubnya Levy.”