MSPORTS – Pembalap Red Bull Max Verstappen menegaskan timnya tidak pilih kasih soal mobil yang didesain agar cocok dengan gaya pembalapnya, dibanding dengan rekan setimnya, Sergio Perez.
Verstappen dan Perez bersaing ketat di awal musim dengan masing-masing meraih tiga dan dua kemenangan dari lima balapan pertama.
Namun pembalap Belanda berusia 25 tahun tersebut mampu melesat cepat dengan meraih sembilan kemenangan beruntun pada musim ini. Total ia meraih 11 kemenangan dari 13 balapan hingga pertengahan musim.
Pada balapan terakhir di GP Belanda, bos Mercedes Toto Wolff mengindikasikan keunggulan tersebut karena mobil Red Bull RB19 yang sulit dikendarai itu cocok dengan gaya balapan Verstappen.
“Kita telah melihat bahwa Max telah menghancurkan setiap rekan satu tim yang bersamanya,” kata Wolff, dikutip dari Motorsport.com.
“Entah itu karena kemampuannya untuk menciptakan mobil yang cocok dengannya yang sangat sulit dikendalikan, tapi cepat jika bisa, dan itu yang membuat jarak, saya belum mendengar penjelasan apa pun, tapi… Aneh.”
Verstappen lalu membantah bahwa dia sendiri harus beradaptasi dan mengubah gaya balapnya untuk memaksimalkan potensi mobil.
“Komentar omong kosong,” tegas Verstappen soal mobil yang cocok dengan gaya balapnya. “Tidak seperti itu.”
“Maksud saya, saya hanya mengemudikan mobil saya secepat mungkin. Saya di sana bukan untuk memberi tahu orang-orang agar memberi saya lebih banyak front end, karena itu yang saya suka.”
“Saya hanya akan mengatakan ‘rancangkan untuk saya mobil tercepat, dan saya akan mengendarainya.’ Setiap tahun selalu berbeda, setiap mobil dikendarai dengan cara yang sedikit berbeda.”
“Orang-orang akan mengatakan apa gaya mengemudi Anda? Gaya mengemudi saya bukanlah sesuatu yang khusus, saya beradaptasi dengan apa yang saya perlukan agar mobil bisa melaju dengan cepat.”
Meski memiliki mobil yang cepat, bukan berarti seorang pembalap bisa menjadi juara dunia. Hal ini yang membuat banyak yang meremehkan prestasi Verstappen karena memiliki mobil yang cepat.
Verstappen juga harus konsisten, seperti yang ia lakukan saat meraih sembilan juara beruntun.
“Maksud saya, saya tidak berada di sana untuk mencoba dan membuktikan apa pun, seolah-olah saya berada di sana untuk melakukan yang terbaik yang saya bisa dengan materi yang saya miliki,” lanjutnya.
“Dan mungkin juga orang-orang tidak tahu apa yang terjadi di dalam tim, dan betapa sulitnya ketika Anda memiliki mobil yang sangat bagus untuk memberikan apa yang kami lakukan sebagai sebuah tim, dan pada dasarnya memenangkan setiap balapan sejauh ini.”
“Dan beberapa orang juga tidak bisa menghargai ketika seseorang terus-menerus melakukan pekerjaan dengan baik, menurut saya. Dan saya tidak berbicara tentang diri saya saja, hanya keseluruhan operasi tim.”
“Saya di sana hanya untuk melakukan pekerjaan saya. Saya berada di sana bukan untuk diakui sebagaimana orang lain mengakui apa yang saya lakukan.”
Awal kehidupan Hansi Flick di Barcelona tidak pernah kekurangan pujian dalam beberapa bulan pertama kariernya,…
Kekalahan mengejutkan yang dialami Arab Saudi dari Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah…
PSBS Biak sukses meraih kemenangan ketika bertandang ke markas PSS Sleman pada pekan ke-11 Liga…
Persebaya Surabaya mengamankan kemenangan ketika menghadapi Persija Jakarta pada pekan ke-11 Liga 1 2024/25, Jumat…
Manchester baru saja kedatangan nakhoda anyar, Ruben Amorim. Namun, euforia kedatangan pelatih asal Portugal ini…
Timnas Basket Indonesia tengah berlaga di ajang Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025. Babak ini digelar…