Panpel Bali United Terkena Sanksi karena Dianggap Lalai, Bali United: Ada Keterlibatan dari Pihak Persib
Bali United akhirnya harus menerima sanksi dari Komdis PSSI setelah kehadiran suporter Persib Bandung pada pertandingan Liga 1 2023/2024. Hasil sidang Komdis PSSI pada 3 Januari menetapkan denda total sebesar 50 juta rupiah untuk Bali United yang terdiri dari dua sanksi masing-masing sebesar 25 juta rupiah.
Manajemen klub menyatakan bahwa sanksi ini tidak semata-mata karena kelalaian Bali United, melainkan ada keterlibatan dari pihak Persib. Sanksi yang dikenakan pada Bali United dianggap sebagai pelanggaran dalam mengantisipasi kehadiran suporter Persib di stadion.
Sebagai hasilnya, terdapat dua jenis pelanggaran yang diberikan sanksi denda masing-masing sebesar 25 juta rupiha saat Bali United bertanding melawan Persib Bandung pada pekan ke-23 Liga 1 2023/2024 pada 18 Desember 2023 lalu.
Kehadiran kerumunan suporter Maung Bandung di tribun sayap barat Stadion Dipta terlihat jelas, mirip dengan situasi saat Bali United menghadapi Persebaya Surabaya pada pekan ke-16 Liga 1 2023/2024 pada 20 Oktober 2023. Bahkan, di luar stadion, suporter Persebaya terlibat dalam kerusuhan dengan merusak pagar, meskipun akhirnya itu diperbaiki sebagai bentuk tanggung jawab. Video pengerusakan saat itu sempat menjadi viral, namun pada saat itu tidak ada sanksi yang diberikan oleh Komdis PSSI. Namun, kali ini sanksi akhirnya dijatuhkan.
Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Bali United, I Ketut Santika, menjelaskan bahwa keterlibatan suporter tamu dalam mendapatkan tiket pertandingan disebabkan oleh sistem penjualan tiket secara online, dan peristiwa ini bukan hanya terbatas di Stadion Dipta, tetapi juga terjadi di stadion-stadion lain.
“Dikarenakan bukan di kami saja kejadian ini terjadi, apalagi kita menggunakan sistem pembelian tiket online yang bisa diakses seluruh masyarakat Indonesia yang tidak bisa kita deteksi,” ujarnya.
Panitia pelaksana juga berusaha melakukan langkah antisipatif dengan membuka penjualan tiket secara offline atau langsung (luring) untuk melakukan penyaringan terhadap penonton yang hadir. Upaya ini mencakup penerapan filter melalui KTP. Meskipun demikian, penyaringan ini tidak dapat menjamin hasil 100 persen, karena pihak panitia tidak memiliki informasi apakah pemilik KTP yang ada di Bali adalah pendukung Bali United atau tim lainnya.
“Masalahnya sekarang kan kami tidak tahu juga berapa orang Bandung yang mempunyai KTP Bali dan kami juga disaat pertandingan sudah melakukan skrinning ketat saat pertandingan dan itupun tidak terjadi kericuhan dalam pertandingan tersebut berjalan lancar,” sambungnya.
“Ya dalam kesimpulan walaupun mereka hadir di Dipta tapi kami sudah melakukan antisipasi dengan pihak keamanan terkait, desa dan lain-lain,” pungkasnya.
Picks and Pick'em is here!
More teams, more wins. Join a public league and draft instantly.