Pasca Dipecat dari Timnas Spanyol, Jorge Vilda: Ini Tidak Adil

Tio Prasetyon Utomo

September 06, 2023 · 5 min read

Pasca Dipecat dari Timnas Spanyol, Jorge Vilda: Ini Tidak Adil
Football | September 06, 2023
Pasca Dipecat dari Timnas Spanyol, Jorge Vilda: Ini Tidak Adil

MSPORTS – Jorge Vilda menyebut pemecatan dari jabatannya sebagai pelatih timnas wanita Spanyol setelah menorehkan gelar Piala Dunia sebagai hal yang tidak adil.

Seperti yang diketahui, Vilda dipecat sebagai pelatih timnas wanita Inggris pada Selasa (5/9), dua pekan setelah mengalahkan Inggris di final Piala Dunia 2023 yang berlangsung di Australia dan Selandia Baru. 

Pemecatan pelatih berusia 42 tahun ini adalah imbas dari skandal presiden RFEF Luis Rubiales yang mencium Jenni Hermoso saat penyerahan trofi juara Piala Dunia.

Insiden tersebut menutupi torehan bersejarah timnas Spanyol pada turnamen ini. Rubiales pun kini telah diskors oleh FIFA.

“Saya dan Anda mungkin dipecat setelah menjadi juara dunia 10 hari lalu,” kata Vilda dalam wawancara dengan Cadena SER, dilansir dari Sky Sports. “Saya yakin saya telah dipecat secara tidak adil.”

“Dalam hal olahraga, saya akan menerima semua kritik, namun secara pribadi, saya yakin itu tidak adil.”

“Ini adalah tahun yang istimewa, saya melihatnya sebagai gelar Master. Tidak ada yang pernah dikatakan secara langsung tetapi secara tidak langsung ada hal-hal yang tidak sesuai dengan saya. Ada hal-hal yang dikatakan tidak benar.”

Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) lalu menunjuk Montse Tome sebagai pelatih timnas wanita Spanyol.

Tome akan menjadi pelatih wanita pertama yang memegang jabatan sebagai pelatih wanita Spanyol dan akan menjalani debutnya pada September di Nations League melawan Swedia dan Swiss.

Pelatih berusia 41 tahun ini sudah menjadi asisten pelatih Vilda sejak 2018. RFEF menyebut Tome telah menjadi sosok penting yang tumbuh bersama tim nasional.

Tome menjadi salah satu dari 11 staf kepelatihan yang mengundurkan diri menyusul pidato Rubiales tersebut dan meminta restrukturisasi dan meningkatkan profesionalitas tim nasional.

Penunjukkan Tome ini juga menjadi salah satu bentuk dari perombakan tim yang diumumkan oleh Presiden interim RFEF Pedro Rocha

“Itu adalah pertemuan singkat dengan Pedro Rocha dan wakil presiden Kesetaraan. Penjelasannya adalah ada ‘perubahan struktural’,” lanjut Vilda soal pemecatan tersebut.

“Setelah semua yang saya capai, setelah memberikan 100 persen, hati nurani saya jernih. Saya tidak mengerti pemecatan itu, saya pikir saya tidak pantas mendapatkannya.”

Vilda merupakan salah satu pendukung Rubiales dan terlihat menjadi salah satu yang bertepuk tangan setelah Rubiales mengumumkan tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya pada rapat luar biasa RFEF pasca skandal tersebut.

Rubiales juga sempat menawarkan kontrak baru dengan nilai menggiurkan untuk Vilda senilai 500 ribu per tahun.

Vilda menjelaskan aksinya tersebut saat memberikan tepuk tangan saat pidato Rubiales tersebut.

“Saya tidak akan pernah memuji apa pun yang bersifat seksis. Saya tidak begitu tahu mengapa saya menghadiri pertemuan itu. Saya pikir akan ada pengunduran diri,” ujar Vilda.

“Presiden menghargai pekerjaan saya dan mengumumkan pembaruan (kontrak) saya dan saya memujinya. Saya juga memuji manajemen sepak bola wanita Rubiales dengan anggaran yang empat kali lipat.”

“Selain itu, ketika 150 orang di sekitar Anda bertepuk tangan, sangat sulit untuk menjadi satu-satunya yang tidak bertepuk tangan.”

Vilda merupakan sosok kontroversial di timnas wanita Spanyol. Pada September lalu, 15 pemain timnas menuliskan surat kepada RFEF dan mengancam untuk memboikot tim jika Vilda masih menjadi pelatih timnas.

Hal ini karena para pemain merasa standar profesional yang buruk, yang menyebabkan pemain yang cedera dan suasana ruang ganti yang tidak kondusif.

Hanya tiga dari 15 pemain tersebut – Aitana Bonmati, Ona Batlle, dan Mariona Caldentey, yang kembali ke timnas saat Piala Dunia. Sementara itu, lainnya tidak kembali ke skuad termasuk tiga pemain bintang, Patri Guijarro, Mapi Leen, dan Sandra Panos.