'Pemain Tidak Didengar', Raphael Varane Kritik Aturan Baru di Premier League

Tio Prasetyon Utomo

August 07, 2023 · 2 min read

'Pemain Tidak Didengar', Raphael Varane Kritik Aturan Baru di Premier League
Football | August 07, 2023
'Pemain Tidak Didengar', Raphael Varane Kritik Aturan Baru di Premier League

Foto: Twitter/raphaelvarane

MSPORTS –
Raphael Varane menyampaikan kritik secara terbuka melalui akun media sosialnya
perihal aturan baru yang akan diterapkan di Premier League pada 2023/2024.

Aturan tersebut
adalah durasi pertandingan yang akan lebih panjang serta hukuman yang lebih
keras bagi pemain atau pelatih jika melakukan protes secara berlebihan.

Pertandingan
Community Shield antara Manchester City melawan Arsenal pada Minggu (6/8/2023)
di Stadion Wembley bisa menjadi bukti penerapan aturan anyar tersebut.

Leandro
Trossard mencetak gol pada menit 90+11 yang membuat skor imbang bagi Arsenal
dan harus dilanjutkan ke babak adu penalti. The Gunners pun akhirnya keluar
sebagai juara.

Sementara itu,
Thomas Partey, Julian Alvarez, dan Mikel Arteta mendapat kartu kuning karena melakukan protes dan mereka tidak mendapat peringatan terlebih dahulu.

Varane
menilai bahwa kedua aturan tersebut tidak mempertimbangkan masukan dari para
pemain yang sejatinya adalah aktor utama.

“Kami
menggelar pertemuan pada pekan lalu bersama FA. Mereka direkomendasikan oleh
para wasit soal keputusan dan aturan baru,” tulis bek milik Manchester United
itu di akun Twitter.

“Dari
pelatih dan pemain, kami juga membagikan kekhawatiran kami selama bertahun-tahun
di mana saat ini terlalu banyak pertandingan, jadwal terlalu padat, dan itu
adalah level yang berbahaya bagi fisik pemain serta kesehatan mental,”
lanjutnya.

“Meski ada
masukan sebelumnya dari kami, mereka kini merekomendasikan untuk musim depan:
pertandingan yang lebih lama, lebih banyak intensitas, tetapi lebih sedikit
emosi ditunjukkan oleh pemain,” kata Varane.

“Kami hanya
ingin berada dalam kondisi yang bagus di lapangan untuk memberika 100 persen kepada
klub dan pendukung. Mengapa opini kami tidak didengar?” tegasnya.

“Sebagai
pemain, saya merasa sangat mendapat privilise untuk melakukan pekerjaan yang
saya cintai setiap hari tetapi saya merasa perubahan ini merusak permainan
kita,” lanjutnya.

“Saya yakin
bahwa penting bagi kami, pemain dan pelatih, untuk menyorot isu-isu penting ini
karena kami ingin melindungi permainan yang kami cintai serta memberikan yang terbaik kepada
para pendukung,” pungkasnya.

Untuk aturan durasi pertandingan, FIFA memang memulainya di Piala Dunia 2022. Aturan ini dihadirkan karena pertimbangan waktu bermain sesungguhnya di lapangan yang banyak terbuang karena berbagai momen, seperti mengulur-ulur waktu.

Sementara itu, untuk aturan sanksi lebih keras bagi pihak yang melancarkan proses berlebihan, Football Association menilai bahwa itu dibuat dengan berkaca kepada musim 2022/2023.

Menurut mereka, terdapat peningkatan yang drastis perihal perilaku buruk dari pemain maupun pelatih. Tren tersebut dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi sepak bola usia muda.