Persebaya Surabaya Kecam Permainan Kasar Pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi
Persebaya Surabaya memberikan reaksi keras dengan mengecam permainan kasar gelandang PSS Sleman, Wahyudi Hamisi, saat kedua tim bertemu pada lanjutan Liga 1, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (3/3) sore WIB.
Di laga tersebut, saat laga berumur 16 menit, terjadi perebutan bola di wilayah permainan PSS, terlihat pemain asing Bajul Ijo Bruno Moreira terkapar di lapangan.
Sejurus kemudian, saat bola mendekat kepada Bruno, Hamisi terlihat melakukan tendangan yang mengenai kepala Bruno. Sontak, pemain asal Brasil itu langsung bangkit dan mendorong Hamisi yang diikuti rekan setimnya. Perkelahian antara kedua tim pun tak terhindarkan.
Wasit Ginanjar Latif hanya memberikan kartu kuning kepada Hamisi. Hal itu sangat disayangkan oleh manajemen Persebaya, yang langsung merilis pernyataan resmi berupa kecaman terhadap tindakan kasar Hamisi, pada Senin (4/3) siang.
Maklum, ini bukan kejadian pertama, Sebelumnya pada 2018, salah satu legiun asing mereka, Robertino Pugliara, menjadi korban kebrutalan Hamisi yang membuat Pugliara patah kaki.
Berikut pernyataan Persebaya yang diambil dari Instagram resmi klub (@offisialpersebaya)
“Wasit Ginanjar Latief Biarkan Hamisi Bahayakan Nyawa Bruno
Pada 13 Oktober 2018, tulang fibula kaki Robertino Pugliara patah di Stadion Gelora Bung Tomo. Penyebabnya tekel dengan dua kaki dari belakang yang dilakukan Wahyudi Hamisi. Tekel itu begitu kejam dan mematikan. Sejak saat itu tamatlah karir sepak bola Pugliara.
Kemarin, 3 Maret 2024, keberutalan Hamisi terulang. Korbannya kini adalah Bruno Moreira. Di saat Bruno sedang tersungkur kesakitan, setelah kakinya ditendang dari belakang oleh bek lawan, bola menggelinding ke arah kepalanya, tanpa ampun Hamisi menghajar kepala Bruno dengan pul sepatunya. Dari video SLIDE PERTAMA jelas terlihat, tendangan Hamisi memang sengaja ditujukan ke kepala Bruno, bukan ke bola.
Persebaya menilai betapa membahayakan perbuatan Hamisi itu. Tindakan menendang bagian belakang kepala bisa menyebabkan traumatic brain injury, mengakibatkan cacat bahkan kematian. Hari ini, manajemen Persebaya akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada Bruno untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.
Anehnya untuk perbuatan barbar seperti itu, wasit Ginanjar Rahman Latief hanya memberikan kartu kuning ke Hamisi. Sama seperti kejadian 13 Oktober 2018, Hamisi sangat jelas dan layak untuk diberikan kartu merah, namun hanya diberi kartu kuning. Padahal, jelas dalam Kode Disiplin PSSI, maupun Law 12 dalam Laws of The Game, violent conduct seperti itu hukumannya adalah kartu merah langsung.
Di mana posisi wasit Ginanjar saat kejadian? Hamisi menghajar kepala Bruno tepat di depan Ginanjar dalam jarak yang sangat dekat seperti terlihat di screen shot di SLIDE KEDUA.
Persebaya hari ini akan mengirimkan surat dan bukti-bukti ke PSSI terkait perilaku barbar Hamisi. Sepanjang pertandingan kemarin dia banyak melakukan tindakan yang harusnya mendapatkan kartu merah maupun kuning, namun wasit Ginanjar abai.
Sepak bola olahraga keras, tanpa pemain barbar pun, risiko terburuk yaitu kematian selalu mengintai. Risiko itu akan berlipat ketika ada pemain seperti Hamisi. Padahal, seperti pesan Presiden RI Joko Widodo maupun Ketum PSSI Erick Thohir , kita harus selalu ingat, sepak bola adalah hiburan, sportivitas. Bukan bencana atau kematian.”
Picks and Pick'em is here!
More teams, more wins. Join a public league and draft instantly.