Profil Simon Tahamata, Legenda Belanda dan Ajax Berdarah Maluku
Nama Simon Tahamata tengah menjadi perbincangan pecinta sepakbola Tanah Air. Itu setelah Ajax Amsterdam menggelar acara perpisahan penuh emosional dengannya, sebelum laga melawan Utrecht, Minggu (3/3) petang WIB di Stadion Johan Cruijff.
Yang menyita perhatian adalah sebuah poster besar bertuliskan bahasa Indonesia, terpampang di tribune suporter, “Oom Simon Terima Kasih.” Lantas, siapa sebenarnya Simon Tahamata?
Simon Tahamata adalah seorang pelatih akademi Ajax, yang diketahui akan bergabung dengan Akademi Sepak Bola Deutsche di Jerman, setelah kontraknya berakhir bersama Ajax per 1 Maret 2024.
Simon yang memiliki darah Maluku, lahir di Vught, Belanda, 26 Mei 1956. Ia memulai kiprahnya sebagai pemain junior di Ajax, dan menembus tim senior pada rentang waktu 1976-1980.
Dalam periode tersebut, pemain berposisi sayap kiri tersebut sukses mempersembahkan tiga trofi Eredivisie dan satu KNVB Cup.
Setelahnya, ia tercatat pernah berseragam Standard Liege, Feyenoord, Beerschotm, dan Germinal Ekeren.
Di level internasional, Tahamata melakukan debutnya untuk tim nasional Belanda pada 22 Mei 1979 di Bern, Swiss, melawan Argentina. Untuk De Oranje, ia mencatatkan 22 cape dan mengemas dua gol.
Selepas pensiun, melanjutkan karirnya sebagai pelatih tim muda untuk Standard Liège, Germinal Beerschot dan Ajax Amsterdam.
Sejak tahun 2009 ia bekerja sebagai pelatih teknis untuk tim muda U-10 hingga U-15 di klub Arab Saudi, Al-Ahli.
Pada Oktober 2014, Tahamata kembali ke Ajax. Sejak September 2015, selain menjalankan tugasnya di Ajax, ia juga memiliki akademi sepak bola, Simon Tahamata Soccer Academy.
Picks and Pick'em is here!
More teams, more wins. Join a public league and draft instantly.