Categories: FootballFootball News

Punya Darah Keturunan Italia, Giroud Menangis Lihat Italia Kalah di Final Piala Dunia

MGOALINDO – Olivier Giroud menangis saat Roberto Baggio gagal mencetak gol penalti penentu di final Piala Dunia 1994 dan sedih melihat Milan kalah dari Liverpool di final Liga Champions tersohor tersebut di Istanbul. Hal tersebut karena penyerang Milan ini memiliki kedekatan dengan Italia dan tim nasional Italia. Pemain Prancis ini memiliki darah Italia dari ke dua neneknya. 

“Ketika saya berumur 20 tahun, saya memanjangkan rambut saya, saya ingin seperti Fabio Cannavaro dan Alessandro Nesta,” kata Giroud kepada L’Equipe

“Abang saya memberikan salah satu baju Kappa yang menakjubkan itu. Saya menangis ketika Roberto Baggio gagal mencetak gol penalti di 1994, dan di 2006 saya mendukung Les Blues, tentu saja.”

Giroud tiba di Milan pada musim panas lalu, mewujudkan mimpinya bermain dengan Rossoneri. 

“Mimpi saya bermain di Inggris, tapi di Italia, hanya di Milan. Andriy Shevchenko penyerang favorit saya,” tambahnya. 

“Saya juga banyak menonton video Marco Van Basten. Saya ingat betul final Liga Champions (2005) melawan Liverpool. Waktu itu saya sedih. Mereka unggul 3-0 dan Sheva gagal mencetak gol penalti penentu. Pada 2007, mereka menang lagi. Milan klub yang hebat.”

Giroud percaya Serie A telah menjadi liga yang kompetitif dan menjelaskan bagaimana Stefano Pioli dan Paolo Maldini menjadi sosok penting dalam pengembangan klub. 

“Sakit melihat Milan di belakang Juventus. Kalau saya bisa bilang, Milan kekurangan sosok seperti Paolo Maldini. Dia datang ke sesi latihan setiap hari. Pelatih mengerjakan pekerjaannya, tapi klub ini selalu dekat. 

“Tak ada kesempatan yang ditinggalkan. Jika seorang pemain berlatih dengan bagus dan cukup kompetitif, pelatih akan melihatnya dan memberikan kesempatan. Sesi latihannya intens dan Serie A jadi kompetitif kembali, tidak seperti ketika Juventus mendominasi.”

Pemain berusia 35 tahun ini menikmati hidupnya di Italia. Ia bersama Milan memiliki peluang besar mengakhiri puasa gelar Scudetto mereka setelah 11 tahun. 

Musim ini Giroud merupakan pencetak gol terbanyak kedua untuk Milan di bawah Rafael Leao. Namun ia telah mencetak gol-gol penting saat melawan Inter, Napoli, dan Lazio. 

“Saya sudah berbicara bahasa Italia sejak hari pertama, pelatin ingin kami berbicara bahasa Italia agar mengerti satu sama lain selama pertandingan,” ujar Giroud. 

“Banyak hal yang harus dilakukan, targetnya ialah lolos ke Liga Champions, tapi dengan hasil yang diraih Milan, Scudetto menjadi tujuan utama yang ada di kepala saya.”

Milan kini hanya berada satu angka di bawah Inter di puncak klasemen sementara Serie A. Namun Milan masih memiliki satu laga di tangan.

Tio Prasetyon Utomo

42037

Recent Posts

Termasuk Teun Koopmeiners, Ini Daftar Pemain Juventus yang Absen di Sisa Laga Oktober

Menurut surat kabar Tuttosport, Gelandang Teun Koopmeiners tidak akan tersedia saat Juventus melawan Lazio setelah…

4 jam ago

Paulo Fonseca Akan Lakukan Perubahan di Starting XI AC Milan

Harian La Gazzetta dello Sport melaporkan, Strahinja Pavlovic dan Filippo Terracciano diperkirakan akan menjadi starter…

5 jam ago

Nostalgia! Skuad Italia Saat Juara Piala Dunia 2006 Gelar Pesta Reuni

Para pemenang Piala Dunia 2006 Italia berkumpul kembali di Viareggio, Rabu (9/10) malam waktu setempat,…

5 jam ago

Terungkap! Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi Abaikan Minat Manchester United dan Chelsea

Il Corriere dello Sport mengklaim pelatih Inter Simone Inzaghi, telah mengabaikan minat dari Manchester United…

5 jam ago

PSM Makassar Waspadai Kebangkitan Madura United

PSM Makassar akan menghadapi Madura United pada pekan delapan Liga 1 2024/25 di Stadion Batakan,…

16 jam ago

Ahmad Bustomi dan Arif Suyono Ambil Lisensi Kepelatihan A PSSI

Terdapat sejumlah eks pemain Timnas Indonesia yang turut serta dalam Kursus Kepelatihan Lisensi A PSSI…

16 jam ago