Sudah Satu Dekade Michael Schumacher Terbaring Koma Setelah Alami Kecelakaan Ski

Tio Prasetyon Utomo

December 30, 2023 · 2 min read

Sudah Satu Dekade Michael Schumacher Terbaring Koma Setelah Alami Kecelakaan Ski
Other Sports | December 30, 2023
Selepas berhasil dilakukan penyelamatan, juara F1 sebanyak tujuh kali itu didiagnosa mengalami cedera traumatik otak. 

Satu dekade sudah Michael Schumacher terbaring koma usai mengalami kecelakaan ski. Saat itu ia tengah berlibur di pengunungan Alpen, tepatnya pada 29 Desember 2013.

Tengah asyik bermain ski, ia mengalami kecelakaan. Kepala Michael Schumacher membentur batu dengan keras. Selepas berhasil dilakukan penyelamatan, juara F1 sebanyak tujuh kali itu didiagnosa mengalami cedera traumatik otak. 

Akibat dari cedera traumatik otak, Michael Schumacher pun belum bangun sampai saat ini. Bahkan, kondisinya belum berkembang pesat dari sebelumnya.

Semasa masih menjadi pembalap, Michael Schumacher dikenal sebagai penakluk jet darat (mobil F1) yang sangat handal. Tak heran jika pada akhirnya ia berhasil menjadi juara sebanyak tujuh kali.

Meskipun sudah pensiun sejak 2012 lalu, ia masih memiliki rekor yang belum terpecahkan hingga saat ini. Rekornya adalah menjadi juara selama lima kali secara berturut-turut.

Kala itu Michael Schumacher menjadi juara pada 2000 hingga 2004. Adapaun yang hampir menyamainya adalah Hamilton, Sebastian Vettel, dan Juan Manuel Fangio. Namun, mereka hanya bisa menjadi juara empat musim beruntun.

Sang adik yang juga sebagai mantan pembalap F1, Ralf Schumacher selalu emosional ketiak membahas kondisi sang kakak. Ia berujar bahwa keluarganya harus menelan pil pahit dan menerima takdir yang cukup menyakitkan.

“Sayangnya, terkadang hidup ini tidak adil. Kami harus menerimanya” kata Ralf kepada majalah Jerman Bunte, dilansir Daily Mail.

Ralf Schumacher sendiri tidak pernah mau ketika mengungkapkan kondisi terkini sang maestro F1. Pengacara Felix Damm pun mengungkap alasannya. Ia menyebut hal itu demi melindungi hal-hal pribadi.

“Itu selalu tentang melindungi hal-hal pribadi. Kami mempertimbangkan apakah laporan akhir tentang kesehatan Michael bisa menjadi cara yang tepat untuk melakukannya,” terangnya.

“Tetapi itu bukanlah akhir dari segalanya dan harus ada ‘laporan’ yang terus diperbarui. Keluarga tidak akan bertanggung jawab jika minat media terhadap berita tersebut berhenti.”

“Mereka [media] dapat menerima laporan seperti itu berulang kali, dan berkata ‘seperti apa sekarang?’ Satu, dua, tiga bulan, atau satu tahun setelah pesan tersebut muncul,” tambahnya.

“Jika kami ingin mengambil tindakan terhadap pemberitaan ini, kami harus menghadapi argumen pengungkapan diri secara sukarela. Jika bukan orang yang bersangkutan melainkan teman atau kenalannya yang mengungkapkan informasi pribadi, maka hal tersebut bukanlah kasus ‘pengungkapan diri secara sukarela’ atas privasi,” jelasnya.