Tak Terbebani Soal Harga, Declan Rice Bertekad Menangkan Trofi Bersama Arsenal
MSPORTS – Declan Rice menjadi salah satu aset terpanas pada bursa transfer musim panas ini, yang membuat Arsenal memecahkan rekor transfer klub untuk mendatangkan ke Emirates Stadium. Namun gelandang Inggris tersebut tidak pernah memikirkan soal harga yang berpotensi membebaninya bermain di London Utara.
Arsenal telah lama bekerja keras di belakang layar untuk mendatangkan Rice, yang dinilai menjadi kunci dalam meningkatkan skuad Arsenal di masa depan. Apalagi melihat musim lalu the Gunners yang gagal meraih trofi Premier League dari Manchester City, meski memimpin klasemen hampir sepanjang musim.
Dari berbagai laporan, the Gunners mengeluarkan dana sebesar 105 juta pound atau sekitar Rp2 triliun untuk mendatangkan Rice. Harga ini menjadi melampaui rekor sebelumnya sebesar 72 juta pound yang dibayarkan Arsenal kepada Lille untuk mendatangkan Nicolas Pepe pada 2019 lalu.
Namun jumlah tersebut masih lebih sedikit rekor termahal Premier League yang dipegang Chelsea saat mendatangkan Enzo Fernandez dari Benfica seharga 106,8 juta pound.
Harga tinggi dari seorang pemain bisa menjadi boomerang bagi pemain yang terbebani dan dihakimi semata-mata hanya dari harga. Namun tidak bagi Rice yang dengan tenang kini perlahan-lahan beradaptasi dengan tim.
“Saya hanya menganggap semuanya dengan tenang,” kata Rice dalam wawancara bersama Sky Sports.
“Saya tidak bisa mengendalikan harga saya dibeli. Itu jelas ditentukan pada seberapa baik saya bermain secara konsisten selama beberapa tahun terakhir dan apa yang jelas West Ham yang menetapkan harga.”
“Saya benar-benar tidak pernah memikirkan harga. Saya dibawa ke Arsenal karena suatu alasan: itu untuk bermain, bermain sepak bola, untuk mencoba dan meningkatkan skuad, untuk mencoba dan memenangkan trofi. Saya tidak akan terlibat soal harga.”
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, menjadi alasan penting di balik kepindahan Rice yang merupakan kapten West Ham tersebut.
Rice yang kini sedang dalam tur pramusim di Amerika Serikat bersama the Gunners, tengah mempelajari sistem permainan baru di Arsenal yang dominan dalam penguasaan bola, tidak seperti di klub lamanya dan di timnas.
Ia mengakui perlu waktu untuk beradaptasi dengan permainan baru ini. Namun ia yakin setelah semuanya sudah beradaptasi, Arsenal mampu menjadi penantang gelar juara.
“Ini gila, sejujurnya ini gila. Saya melihat sepak bola dengan cara yang berbeda,” ujar Rice.
“Anda pikir Anda tahu sepak bola saat tumbuh besar dan saat bermain, tapi ketika Anda bertemu pelatih seperti Mikel, Anda sadar Anda tidak tahu apa pun soal sepak bola. Ada gaya yang berbeda dan cara bermain yang berbeda yang saya tidak pernah alami sebelumnya.”
“Tentu saja, cara saya bermain di West Ham benar-benar berbeda dibanding cara bermain Mikel. Jadi ini perlu waktu untuk beradaptasi.”
“Tapi saya sangat ingin untuk lebih baik, mempertanyakan banyak hal, dan latihan sendiri untuk lebih baik secepat mungkin.”
“Mudah-mudahan setelah semuanya klik, Arsenal akan luar biasa. Jadi tentu saja saya ingin meningkatkan level juga, saya tahu saya bisa. Jadi sangat penting saya bisa beradaptasi.”
Rice baru saja membawa the Hammers juara Europa Conference League, usai mengalahkan Fiorentina 2-1 di partai final.
Ia menorehkan gelar Eropa pertama untuk West Ham sejak 58 tahun. Selain itu, klub asal London tersebut juga meraih trofi mayor pertama sejak FA Cup pada 1980.
Ia merupakan hasil produk akademi West Ham yang dibelanya sejak berumur 14 tahun. Sejak pensiunnya legenda klub, Mark Noble, pada akhir musim lalu, Rice dinobatkan menjadi kapten klub. Selama berbaju West Ham, Rice total bermain pada 245 laga dan mencetak 13 gol.
Picks and Pick'em is here!
More teams, more wins. Join a public league and draft instantly.