Xabi Alonso Sembunyikan Cedera di Semifinal Piala Dunia 2010

Tio Prasetyon Utomo

July 07, 2022 · 2 min read

Xabi Alonso Sembunyikan Cedera di Semifinal Piala Dunia 2010
Football | July 07, 2022
Xabi Alonso mengalami cedera jelang pertandingan semifinal Piala Dunia 2010

MSPORTS – Xabi Alonso termasuk ke dalam skuad Tim Nasional
Spanyol yang menjuarai Piala Dunia 2010. Ia bermain di seluruh pertandingan
yang dimainkan La Furia Roja.

Namun, gelandang bertahan yang kala itu membela Real Madrid
tersebut hampir saja tidak bisa tampil di laga semifinal melawan Jerman.

Sosok yang kini berusia 40 tahun tersebut mengungkap bahwa
10 menit sebelum timnya pergi menuju stadion, ia mengalami cedera di bagian lututnya.

Kala itu, Xabi terkena benturan pintu ketika selesai mandi. Lututnya
pun terkena kaca yang membuatnya berdarah.

“Darah selalu mengejutkan. Namun, dalam kasus ini, apa yang mengejutkan
saya adalah melihat lutut saya robek dari satu sisi ke sisi lain di mana lemak
yang menempel ke kulit dan jaringan otot terbuka,” ungkapnya kepada Diario AS.

“Rasa sakitnya ada di dalam diri. Selamat tinggal untuk
semifinal dan final Piala Dunia. Saya tidak bisa mempercayainya. Serangan panik
dan kesedihan yang saya alami jelas mencegah saya menangis,” ujar Xabi.

Xabi pun langsung memanggil dokter tim, Dr. Juan Jose Garcia
Cota. Sang dokter bahkan menyebut kondisi yang ia lihat begitu kacau dan
menggambarkannya seperti yang ada dalam film Psycho.

“Ketika saya memasuki kamar, saya menemukan Xabi pucat dan
berguncang. Hampir terkejut. Dia menutupi lututnya dengan handuk untuk membuka
pintu bagi saya,” kata sang dokter.

“Dia berlumuran darah. Kamar mandi tampak seperti adegan
dalam film Psycho. Itu benar-benar seperti tempat kejadian kriminal,” ujarnya.

Xabi meminta kepada Cota untuk melakukan apapun agar
bisa bermain. Pada akhirnya, Cota mengobatinya. Di pertandingan tersebut, ia
pun tampak menggunakan perban berwarna merah.

Menariknya, sang pelatih, Vicente Del Bosque, maupun rekan
setimnya tidak mengetahui kejadian ini.

“Dia memohon kepada saya, “Dokter, demi tuhan, lakukan apa
yang anda mau. Namun, saya harus bermain’. Saya tetap mengingat kata-kata
tersebut dalam kepala saya,” kata Cota.

“Kepala saya mengatakan mustahil bagi Xabi untuk bermain dan
dia harus menginformasikan pelatih. Itu merupakan pertarungan antara kepala dan
hati.”

“Saya memiliki banyak keraguan apakah harus memberitahu Vicente
soal apa yang terjadi dan saya masih memilikinya sekarang. Saya tidak tahu
apakah saya melakukan hal yang tepat,” pungkasnya.

Pada akhirnya, Xabi bermain dalam pertandingan tersebut dan membawa
Spanyol menang 1-0 dan akhirnya keluar sebagai juara.