Other Sports

Andy Murray Gantung Raket, Emosional Sampai Menangis

Andy Murray mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara Wimbledon atas upacara perpisahan yang “emosional”.

Petenis asal Inggris itu dipastikan akan meninggalkan dunia yang sudah membesarkan namanya.

Ya, Andy Murray memutuskan untuk gantung raket di usianya ke-37 tahun.

Andy Murray telah melakukan perpisahan setelah ia dan saudaranya Jamie kalah dalam nomor ganda putra.

Juara tunggal dua kali itu, yang akan pensiun akhir tahun ini, terharu hingga menangis saat menonton video montase kariernya dan tepuk tangan dari ribuan penggemar.

“Bagi saya, ini terasa seperti akhir yang baik,” kata Murray. “Apakah saya pantas menerimanya atau tidak, saya tidak tahu. Namun, mereka telah melakukan pekerjaan yang sangat, sangat baik.”

Orangtua, istri, dan anak-anak perempuan Murray menyaksikan Sue Barker memimpin upacara tersebut.

Murray mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada keluarga, tim, dan penggemarnya, dengan mengakui,

“Sulit karena saya ingin terus bermain, tetapi saya tidak bisa. Secara fisik, sekarang terlalu sulit.”

Tokoh tenis terkemuka seperti Novak Djokovic, Martina Navratilova, dan John McEnroe turut hadir.

Meskipun mengalami masalah punggung yang hampir membuatnya absen, Murray bermain di nomor ganda bersama Jamie, momen spesial bagi mereka berdua.

BACA JUGA: Peran Baru Achmad Jufriyanto di Persib Bandung

KENANGAN

Wimbledon menyimpan banyak kenangan yang menentukan bagi Murray.

Ia mencapai final pertamanya pada tahun 2012 dan memenangkan gelar pertamanya pada tahun 2013, mengakhiri penantian Inggris selama 77 tahun untuk mendapatkan juara tunggal putra.

Kemenangannya di tahun 2016 bahkan lebih manis.

Langkah terakhir Murray di Centre Court, meskipun bukan setelah menang, merupakan perpisahan yang pantas.

Para penggemar berkemah semalaman untuk mendapatkan kesempatan melihat Murray.

Di dalam, banyak yang berkumpul di Henman Hill (Murray Mound) untuk menonton.

Meskipun pertandingan tidak berjalan sesuai harapan, tekad Murray terlihat jelas meskipun ia mengalami kesulitan fisik.

Murray menghadapi cedera serius tetapi terus berkompetisi. Setelah menjalani operasi pelapisan ulang pinggul pada tahun 2019, ia kembali tampil luar biasa, bahkan memenangkan gelar ATP.

Meskipun ia tidak dapat mencapai performa puncaknya, Murray tetap menjadi salah satu pemain terbaik di generasinya.

“Kami telah bekerja sangat keras hanya untuk dapat bertanding di lapangan,” katanya.

Rinaldy Azka

42039

Share
Published by
Rinaldy Azka

Recent Posts

Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025: Berjalan Ketat, Indonesia Harus Akui Keunggulan Korea Selatan

Timnas Basket Indonesia gagal mendulang hasil manis, setelah dibungkam tuan rumah Korea Selatan dalam matchday ketiga Grup A…

12 jam ago

Ruben Amorim Dapat Julukan Di Manchester United: Jose Mourinho 2.0

Era baru telah dimulai di Manchester United, dengan Ruben Amorim secara resmi memulai tugasnya sebagai…

13 jam ago

Dikaitkan Ke Southampton, Real Madrid Tak Tertarik Lepas Endrick

Nama Endrick sempat menjadi perbincangan hangat di dunia sepak bola saat ia resmi bergabung dengan…

14 jam ago

Hasil Liga 1: Sikat Madura United, Arema FC Merangkak Ke Papan Atas

Arema FC berhasil meraih kemenangan ketika bertandang ke Madura United pada pekan ke-11 Liga 1…

14 jam ago

Hasil Liga 1: Malut United Libas Persis Solo Tiga Gol Tanpa Balas

Malut United sukses meraih kemenangan ketika menghadapi Persis Solo pada pekan ke-11 Liga 1 2024/25,…

14 jam ago

Libas Myanmar, Timnas Indonesia Rengkuh Juara Tiga Piala AFF Futsal Putri 2024

Timnas Futsal Putri Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa. Dalam laga perebutan tempat ketiga Piala AFF…

14 jam ago