PBSI Kecewa Banyak Atlet Bulutangkis Tumbang di Olimpiade Paris 2024

rizkaart

August 02, 2024 ยท 1 min read

PBSI Kecewa Banyak Atlet Bulutangkis Tumbang di Olimpiade Paris 2024
Other Sports | August 02, 2024
Ricky menyebut mereka terkena masalah mental dan demam panggung.

Kabid Binpres PBSI, Ricky Soebagdja, mengakui bahwa penampilan para atlet bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024 begitu mengecewakan dan jauh dari harapan, karena harus gugur lebih cepat dari target.

Beberapa wakil Indonesia yang telah gugur di babak penyisihan grup, mengalami tekanan yang sama. Ricky menyebut mereka terkena masalah mental dan demam panggung, terlebih atlet yang baru pertama kali tampil pada ajang Olimpiade.

“Dari penampilan atlet-atlet kita yaitu Rinov/Pitha, Apri/Fadia dan Jonatan juga Ginting pasti ada kekecewaan. Saya tahu sebagai atlet pasti tidak mau kalah tapi kita perlu lihat bagaimana permainan di lapangan, bagaimana daya juang di lapangan,” jelasnya dikutip laman resmi PBSI.

“Saya melihat kekalahan ini karena tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik. Sementara secara persiapan kalau saya rasa sudah benar-benar maksimal tapi secara di lapangan belum keluar secara maksimal,”

BACA JUGA: Olimpiade Paris 2024: Menang Dramatis, Gregoria Marisa Melangkah ke Perempatfinal

Ricky, yang sudah banyak makan asam garam di kejuaraan tingkat dunia mengungkapkan bahwa Olimpiade adalah pesta olahraga sesungguhnya, yang banyak menyedot perhatian publik dan memberikan banyak tekanan.

Suasana dan atmosfernya jelas berbeda dengan Olimpiade Tokyo 2020, yang saat itu harus digelar tanpa penonton karena momentumnya bertepatan dengan pandemi Covid-19.

“Inilah Olimpiade dengan semua atmosfernya, memang berbeda dengan turnamen lain. Beban dan tekanan besar akan dirasakan semua atlet,”

BACA JUGA: Olimpiade Paris 2024: Perjalanan Fajar/Rian Kandas di Perempatfinal

“Siapa yang siap secara mental dan bisa mengatasi rasa takut, rasa gugup dan demam panggung itu yang akan menang. Berbicara skill dan teknis semua sudah sama,”

“Bagaimana para atlet-atlet top dunia bahkan menumpahkan euforia kemenangan sangat luar biasa saat menang padahal baru babak-babak awal. Ini bukan hanya kemenangan kepada lawan tapi kemenangan atas pikiran-pikiran mereka sendiri. Itu yang sangat membedakan. Siapa yang bisa menentukan? Ya atlet itu sendiri,” tukasnya.