Perjuangan kontingen Indonesia di ajang Olimpiade Paris 2024 sudah dimulai. Sebanyak 29 atlet Indonesia berkompetisi di 12 cabang olahraga, termasuk atletik, dayung, dan panahan di Olimpiade edisi kali ini.
Tetapi, siapa saja atlet-atlet Indonesia yang akan tampil di Olimpiade pada cabang olahraga tersebut? Simak ulasannya di bawah ini.
Lalu Muhammad Zohri, lahir pada 1 Juli 2000, adalah seorang sprinter Indonesia yang telah mencetak sejarah dalam dunia atletik. Zohri meraih medali emas dan gelar juara dunia di Kejuaraan Dunia Atletik Junior 2018 yang diadakan di Tampere, Finlandia. Dengan catatan waktu 10,18 detik, ia berhasil mengalahkan dua pelari Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison, yang menempati peringkat kedua dan ketiga dengan waktu 10,22 detik.
Prestasi ini membuat Zohri mencatatkan rekor nasional junior baru, menggantikan rekornya sendiri yang sebelumnya 10,25 detik. Kemenangan ini menjadi pencapaian bersejarah bagi atletik Indonesia, mengingat prestasi terbaik sebelumnya di Kejuaraan Dunia Atletik Junior adalah finis kedelapan pada babak penyisihan tahun 1986.
Selain itu, Zohri juga memenangkan medali emas pada Kejuaraan Asia Junior 2018 di Jepang, dengan waktu 10,27 detik dalam nomor lari 100 meter. Persiapannya untuk Pesta Olahraga Asia 2018 juga mendapat sorotan, di mana ia mencapai final nomor lari 100 meter dan finis di urutan ketujuh dengan waktu 10,20 detik. Namun, Zohri bersama rekan-rekannya berhasil meraih medali perak di nomor estafet 4×100 meter, dengan Zohri sebagai pelari kedua.
Pada Kejuaraan Asia 2019, Zohri kembali menunjukkan performa luar biasa dengan meraih medali perak di nomor lari 100 meter, mencatat waktu 10,13 detik pada babak final. Catatan ini memecahkan rekor nasional 100 meter yang sebelumnya dipegang oleh Suryo Agung Wibowo dengan waktu 10,17 detik.
Zohri juga mewakili Indonesia pada nomor lari 100 meter di Olimpiade Musim Panas 2020, meskipun harus terhenti di babak kualifikasi.
La Memo, lahir pada 8 Januari 1995, adalah seorang atlet dayung dari Indonesia yang telah mencetak sejarah dengan menjadi salah satu perwakilan pertama Indonesia di olahraga dayung pada Olimpiade Musim Panas 2016. Saat itu, ia berkompetisi bersama Dewi Yuliawati setelah berhasil lolos melalui Kualifikasi Regatta Kontinental Asia & Oseania 2016 di Chungju, Korea Selatan.
Kini, La Memo kembali mengukir prestasi dengan lolos ke Olimpiade Musim Panas 2024. Ia berhasil meraih tiket ke ajang bergengsi tersebut melalui penampilannya yang gemilang dalam World Rowing Asian & Oceanian Olympic and Paralympic Qualification Regata yang diadakan di Chungju, Korea Selatan, pada April 2024. Keikutsertaan La Memo di Olimpiade 2024 menjadi tonggak penting dalam perjalanan kariernya sebagai atlet dayung Indonesia yang terus berusaha mencapai puncak prestasi di kancah internasional.
BACA JUGA: Marco Materazzi Sindir Zlatan Ibrahimovic di Hari Kedatangan Samuel Eto’o di Inter
Arif Dwi Pangestu, lahir pada 25 Maret 2004, adalah seorang atlet panahan recurve berbakat dari Indonesia. Kariernya mulai dikenal saat ia berkompetisi di nomor perorangan putra pada Kejuaraan Remaja Panahan Dunia 2017 yang diselenggarakan di Rosario, Argentina.
Pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2019, Arif kembali menunjukkan keahliannya dengan mewakili Indonesia dalam kategori recurve individu dan beregu putra. Bersama Riau Ega Agatha dan Hendra Purnama, ia sukses meraih medali emas di kategori beregu putra. Prestasi ini menegaskan posisinya sebagai salah satu pemanah muda berbakat di Indonesia dan menunjukkan potensi besar untuk terus berkembang di masa depan.
Diananda Choirunisa, lahir pada 16 Maret 1997, adalah seorang atlet panahan recurve putri dari Indonesia. Sebagai atlet panahan di nomor recurve individual dan recurve beregu, Diananda telah menunjukkan bakat luar biasa sejak usia muda. Ia telah mengikuti berbagai turnamen sejak sekolah dasar dan berhasil mengumpulkan banyak medali emas, termasuk prestasi gemilang di Pekan Olahraga Nasional (PON).
Diananda meraih medali emas pertamanya di SEA Games 2013 yang diselenggarakan di Naypyidaw, Myanmar, dalam nomor beregu putri bersama Titik Kusumawardani dan Ika Yuliana Rochmawati, mengalahkan tim Vietnam. Prestasinya semakin gemilang pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, di mana ia berlaga dalam tiga nomor sekaligus: individu, beregu putri, dan beregu campuran. Diananda meraih medali emas di nomor individu dan beregu campuran, bersama Riau Ega Agatha Salsabilla, serta medali perak di nomor beregu putri bersama Titik Kusumawardani dan Linda Lestari.
Pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, Diananda berhasil meraih medali perak di nomor individu setelah kalah dari wakil China, Zhang Xinyan, di final. Prestasi ini mengantarkannya untuk berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020 bersama Riau Ega. Meskipun mereka tidak berhasil melaju jauh, dengan Diananda tersingkir di babak awal nomor individu setelah kalah dari Maja Buskbjerg Jager dari Denmark, kesempatan untuk revans di Olimpiade Paris 2024 terbuka lebar.
Diananda mendapatkan tiket ke Olimpiade Paris 2024 setelah meraih medali perunggu di Asian Games 2023. Ia juga memastikan tempat di nomor beregu putri bersama Syifa Nurafifah Kamal dan Rezza Octavia melalui kualifikasi di kejuaraan World Cup Stage 3 di Antalya, Turki. Prestasi dan dedikasi Diananda Choirunisa menjadikannya salah satu harapan besar Indonesia di ajang olahraga internasional ini.
BACA JUGA: Antonio Conte Dekati Romelu Lukaku Antisipasi Kepergian Victor Osimhen
Rezza Octavia, lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 25 Oktober 2000, adalah seorang pemanah putri berbakat dari Indonesia. Dia telah berkompetisi dalam berbagai turnamen nasional dan internasional, termasuk SEA Games dan Islamic Solidarity Games, menjadikannya salah satu atlet panahan yang diakui di Indonesia.
Rezza Octavia mulai mengenal olahraga panahan pada usia 12 tahun. Sejak awal, ia menunjukkan bakat dan dedikasi yang luar biasa, yang membawanya berpartisipasi dalam berbagai turnamen nasional dan internasional sejak usia muda. Kariernya mencapai puncak pada tahun 2021 ketika ia meraih dua medali emas di SEA Games 2021 yang diadakan di Vietnam. Rezza memenangkan medali emas dalam kategori recurve perseorangan dan recurve beregu campuran, menegaskan posisinya sebagai salah satu pemanah putri paling berbakat di Indonesia.
Selain itu, Rezza Octavia juga meraih medali emas di Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dalam kategori recurve beregu campuran. Prestasi ini memperkuat reputasinya sebagai atlet yang konsisten dan berprestasi di level internasional.
Syifa Nurafifah Kamal memulai perjalanannya dalam olahraga panahan pada tahun 2005, setelah diperkenalkan oleh ayahnya. Bakat dan dedikasinya dalam olahraga ini membawanya meraih berbagai gelar di tingkat daerah dan nasional, menjadikannya salah satu atlet andalan Jawa Barat. Syifa meraih medali emas pertamanya di Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau 2012 pada nomor nasional, dan melanjutkannya dengan dua medali emas di PON Jawa Barat 2016.
Meskipun baru dipanggil ke pelatnas panahan pada Januari 2024, Syifa Nurafifah Kamal telah menunjukkan kemampuan luar biasa bersama rekan-rekannya, Diananda Choirunisa dan Rezza Octavia. Mereka berhasil mencapai peringkat 4 di nomor beregu putri dalam dua seri Archery World Cup 2024, yaitu di Shanghai dan Yecheon.
Prestasi ini membuka jalan bagi Syifa untuk menjalani debutnya di ajang Olimpiade pada edisi Paris 2024. Bersama Diananda Choirunisa dan Rezza Octavia, Syifa lolos melalui jalur ranking dunia beregu, siap mewakili Indonesia di panggung terbesar olahraga dunia.
Surat kabar Tuttosport mengklaim bahwa Juventus tertarik pada bek AC Milan, Fikayo Tomori Juve tengah…
PSM Makassar berhasil mengamankan poin penuh, usai membungkam perlawanan Barito Putera dengan skor ketat 3-2,…
PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggelar Workshop Club Licensing Cycle 2024/25 yang digelar di Artotel…
Persib Bandung mencatat rekor tak terkalahkan di Liga 1 selama 18 pertandingan beruntun sejak musim…
Madura United mengalami hasil minor selama enam laga beruntun di Liga 1 2024/25, terhitung sejak…
Menukangi satu klub untuk rentang waktu lama pada era Liga 1 bukan sesuatu yang mustahil.…